Semakin malam, Jalan Slamet Riyadi malah semakin ramai.
Mobil dan motor hilir mudik silih berganti, begitu juga dengan para pejalan
kaki. Rombongan para pejalan kaki membentuk kelompok-kelompok sendiri, kelompoknya
ada yang berdasarkan jenis kelamin, ada yang berdasarkan hubungan kekerabatan,
ada yang berdasarkan kampung mereka tinggal, ada yang berdasarkan usia, dan ada
juga yang campuran. Tapi yang aku lihat, kebanyakan para pejalan kaki itu
usianya sudah setengah abad lebih. Pakaian yang mereka kenakan model pakaian wong ndeso, yang perempuan memakai jarit
dan kebaya dengan rambut disanggul kecil. Yang laki-laki ada yang memakai
beskap lengkap dengan blangkon. Beberapa dari mereka ada yang mengunyah sirih.
Jumat, 19 Desember 2014
Senin, 15 Desember 2014
Selasa, 09 Desember 2014
Rabu, 03 Desember 2014
Pelangi, Bawa Aku Turun
Kaubilang pelangi akan datang selepas hujan?
Kau bohong, buktinya hujan malam ini dia tak datang.
Kaubilang kau akan datang malam ini?
Kau bohong, padahal aku basah kuyup menunggumu di taman ( Andi Eksak )
Kau bohong, buktinya hujan malam ini dia tak datang.
Kaubilang kau akan datang malam ini?
Kau bohong, padahal aku basah kuyup menunggumu di taman ( Andi Eksak )
Kata orang, hari Rabu adalah hari paling
produktif. Hari Rabu berada di pertengahan minggu. Pada hari Rabu tersebut para
pekerja sudah running melewati hari Senin
dan Selasa, dan mereka bersemangat untuk menyongsong harapan baru di akhir
pekan. Bahkan untuk menunjukkan betapa produktifnya hari Rabu tersebut, ada
pepatah yang mengatakan “Belilah barang, produk hari Rabu.”
Senin, 01 Desember 2014
Ketemu Srigala Di Semeru #4
Setelah berjalan lebih dari setengah hari,
dengan menyusuri perbukitan yang ditumbuhi bunga edelweis tibalah kita di pos
pendakian Ranukumbolo.
Ranukumbolo adalah nama sebuah danau dari
beberapa danau yang ada di wilayah Semeru.
Jumat, 28 November 2014
November Rain Di Alun-Alun
Orang-orang bilang bulan November identik dengan hujan.
November Rain. Memang benar sih, memasuki bulan November ini beberapa wilayah
sudah mulai diguyur rintik hujan. Tanah yang basah oleh air hujan menimbulkan
semerbak aroma yang unik, ngangeni.
Toko-toko di pinggir jalan tidak mau kalah dalam mangayubagyo atau ikut meramaikan November Rain, dengan cara memajang
jas hujan dan payung warna-warni beraneka rupa dan ukuran.
Jumat, 21 November 2014
Ketemu Srigala Di Semeru #3
Jumat sore, jam lima kurang dua menit. Saya sudah siap-siap untuk segera absen pulang. Sebenarnya jarak antara kos dengan kantor tidak terlalu jauh sih. Paling jalan kaki dua sampai tiga menit sudah sampai. Tapi perasaan untuk segera packing begitu bergemuruh di dada.
Selasa, 18 November 2014
"Kutukan Gua Ketonggong"
“Orang-orang itu pada mau kemana Mas?” tanya Sri dengan
intonasi yang bergetar.
Saya injak pelan pedal gas mobil VW Safari saya, jarum di
speedometer berada di posisi angka 0. Di depan mobil VW Safari saya dua orang laki-laki
berjalan menuju ke suatu titik kerumunan yang berjarak sepelemparan batu dari
posisi kami saat ini. Laki-laki yang satu berpakaian formal, sedangkan yang
satunya memakai baju warok yang serba hitam.
Kamis, 13 November 2014
Ketemu Srigala Di Semeru #2
Kurang satu minggu lagi, rencana besar kita akan dimulai. Insya Allah persiapan fisik sudah lumayan lah….Kalo seusia kita ini yang penting adalah endurance nya, kalo soal speed jelas kita kalah jauh dari mereka yang masih seusia anak kuliahan.
Padahal pada jaman kuliah dulu juga segini aja kemampuannya….
Selasa, 11 November 2014
Penghuni Hotel
Pucuk
cemara sudah merunduk menyongsong malam. Yang menunggu penjemputan sudah
meninggalkan pekarangan dengan puji syukur setinggi langit. Tinggal aku sendiri
yang masing mencangkung di pojok sambil terus melotot ke pintu pagar, berharap
kalau-kalau ada yang mendekat. Yang ada cuma angin senja, menerbangkan bau
rerumputan bercampur debu, memperberat kecemasanku.
Jumat, 07 November 2014
Selasa, 04 November 2014
Ketemu Srigala Di Semeru #1
“Bangun, bangun..ayo jogging Cil..” suara cempreng Jabrik yang membuyarkan mimpi sangar saya, terdengar bagaikan kaleng rombeng yang jatuh dari gedung bertingkat seratus. Gombrengggggg…
“Hooaahmmm….jam berapa ni Brik…arek-arek sudah bangun ta?’’ jawab saya dengan intonasi yang masih setengah sadar, sambil menarik sleeping bag yang melorot ke bawah.
Senin, 03 November 2014
Catatan Kecil Tentang Kepergian Bapak
Kamar Bapak yang ber cat
orange itu sepi. Saya rebahkan badan saya di atas tempat tidur model ranjang
rumah sakit punya Bapak, yang baru sebulan lalu dibeli dari hasil patungan tujuh
anak-anaknya.
***
“Ayo ndang budal, mengko selat telat,” ( ayo segera
berangkat, nanti keburu terlambat ) kata Bapak sambil mengeluarkan sepeda
ontelnya. Segera saya mencium tangan Sibu dan berlari, membonceng sepeda ontel
Bapak. Minggu pagi itu, saya diantar Bapak ke RRI Surakarta untuk ikut mengisi
siaran Taman Kanak-Kanak. Pada waktu itu saya berani tampil dengan menyanyikan
lagu yang berjudul Bedug Agung.