Tulalit..tulalit..tulalit...
Berbarengan
dengan suara tersebut, muncullah kotak pesan di layar monitor Mas Prayit, yang ternyata di broadcast oleh Pak Mandor,
atasan Mas Prayit.
“Rapat opo maneeh iki, mosok sehari tiga kali
rapat. Kayak orang minum obat saja.”
“Ssstt...apa
susahnya sih mas, la wong cuman duduk dan ndengerin arahan Pak Mandor. Lima
menit lagi lo Mas,” kata Mbak Retno.
“Westing
taim mbak, mending saya bikin surat himbauan atau bikin analisa resiko biar
penerimaan kantor segera tercapai.”
“Halah,
omdo.”
Satu
per satu teman-teman sekerja Mas Prayit masuk ruang rapat, dan rapatpun segera
dimulai.
Satu
jam kemudian.
“Okay,
selanjutnya saya mau membahas tentang cuti kaliyan. Saya akan memberikan cuti
untuk mereka yang telah selesai menyelesaikan tugas. Kalau yang belum selesai ya
monggo diselesaikan dulu. Ada pertanyaan?, kalau gak ada silahkan kembali
bekerja. Terimakasih atas perhatiannya.”
***
“Wah
Mas Pray hebat banget, kerja terus sampai gak ikut rapat.” Kata Mbak Retno.
“Hebat
apanya, nih baca nih!”
Diatas
Surat Cuti Mas Prayit terdapat post it, dengan tulisan
Cuti akan saya tandatangani setelah
tugas selesai dikerjakan!!!
“Wakakakakakaka......emang
enak.”
Saya
Arif Wibowo, hesteg cuti tak kunjung padam,hesteg fles fiksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar