![]() |
Candi Gunung Gangsir ( tampak belakang ) |
“Yu Sri benar-benar panen, Kang. Padinya gembel-gembel.”
"Iya, Le. Kemarin pas saya lewat depan rumahnya, saya
lihat Yu Sri sedang tawar menawar dengan bakul
beras dari kota yang akan nebas padinya.”
“Pasti di tawar mahal ya Kang?”
“Oh iya Le, kata orang-orang Yu Sri juga baru menemukan
sekotak perhiasan di sawahnya.”
Nama lengkapnya Srigati, tapi orang-orang di desa itu
memanggilnya Yu Sri. Yu Sri hidup sebatang kara. Menurut penuturannya, Yu Sri berpisah
dengan suaminya karena Yu Sri tidak mau di madu. Alasan suaminya karena Yu Sri
tidak bisa memberikan keturunan.
Yu Sri lebih memilih untuk keluar dari rumah yang dahulu
ditempati bersama suaminya. Yu Sri ingin melupakan masa lalunya dan memulai
hidup baru. Yu Sri memutuskan tinggal di desa yang jauh dari keramaian.
***
Malam itu rembulan sangat pelit mengeluarkan cahayanya, dan
dingin malam menembus sampai ke tulang. Tidak ada seorang pun yang keluar dari
rumahnya.
Kecuali dua orang laki-laki dengan berpakaian serba
hitam, yang sedang memperhatikan kertas kumal.
“Menurut informasi dari Paijo, Yu Sri menyimpan uang dan perhiasannya
di kamar ini Kang.” Tangannya menujuk suatu titik di kertas kumal itu.
“Pastikan tidak ada orang disekeliling rumah Yu Sri yang
mengetahui keberadaan kita. Baru nanti jam dua belas malam tet, kita gangsir ruangan ini.”
“Siap, Kang.”
***
“Byuhhh, byuuuhhh Kang....kok ya tebal dan dalam banget
pondasi ini. Sudah satu jam kita belum bisa nembus kedalam.”
“Sabar Le, sebentar lagi kita bisa tembus ruangan itu.
Ayo kerja lagi.”
Mereka berdua mengerahkan segala kekuatan mereka untuk
bisa masuk ke ruangan tempat disimpannya uang dan perhiasan Yu Sri dengan cara menggangsir.
“Ssst, pelan-pelan Le. Jangan sampai Yu Sri bangun.”
Kepala mereka berdua menyembul dari bawah lantai yang baru
saja mereka gangsir. Tidak ada cahaya
di ruangan itu. Kelopak mata mereka kedip-kedipkan untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang gelap.
“Adduhhhh Kangg!.....Matakuuu!!!!”
“Ampunnn....perihh mataku!..Ampunnn Yuuu!”
Srigati berdiri di belakang kepala mereka, sambil
mengguyurkan dua buah ember yang berisi air dicampur dengan sambal.
Catatan :
Gembel artinya adalah padat berisi.
Bakul Beras artinya adalah pedagang beras yang membeli
beras langsung dari petani.
Nebas artinya adalah membeli secara borongan.
Menggangsir artinya adalah membuat tembusan dalam tanah
meniru caranya binatang yang bernama Gangsir.
Cerita diatas adalah adaptasi dari cerita rakyat yang
beredar sehubungan dengan Candi Gunung Gangsir.
![]() |
Seorang Pemerhati Sejarah Sedang Mengamati Candi Gunung Gangsir (tampak depan) |
Candi Gunung Gangsir ini terletak di Dusun Kebon Candi,
Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
Letaknya di tengah perkampungan padat penduduk. Candi ini
saya temukan secara tidak sengaja pada waktu kami, saya dan kawan-kawan sedang
tour of duty.
Yang menarik bagi saya, di tengah-tengah masyarakat
Pasuruan yang santri ternyata ada sebuah candi yang megah. Jangan-jangan candi
tersebut adalah menara yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu
masjid. Jangan-jangan di dalam tanah tersebut masih ada sebuah bangunan masjid yang
megah.
Jangan-jangan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar