Pages

Cari

Rabu, 10 September 2014

Menggangsir Rumah Srigati

Candi Gunung Gangsir ( tampak belakang )




















“Yu Sri benar-benar panen, Kang. Padinya gembel-gembel.”

"Iya, Le. Kemarin pas saya lewat depan rumahnya, saya lihat Yu Sri sedang tawar menawar dengan bakul beras  dari kota yang akan nebas padinya.”

“Pasti di tawar mahal ya Kang?”

“Oh iya Le, kata orang-orang Yu Sri juga baru menemukan sekotak  perhiasan di sawahnya.”

***
Nama lengkapnya Srigati, tapi orang-orang di desa itu memanggilnya Yu Sri. Yu Sri hidup sebatang kara. Menurut penuturannya, Yu Sri berpisah dengan suaminya karena Yu Sri tidak mau di madu. Alasan suaminya karena Yu Sri tidak bisa memberikan keturunan.

Yu Sri lebih memilih untuk keluar dari rumah yang dahulu ditempati bersama suaminya. Yu Sri ingin melupakan masa lalunya dan memulai hidup baru. Yu Sri memutuskan tinggal di desa yang jauh dari keramaian.
***
Malam itu rembulan sangat pelit mengeluarkan cahayanya, dan dingin malam menembus sampai ke tulang. Tidak ada seorang pun yang keluar dari rumahnya.

Kecuali dua orang laki-laki dengan berpakaian serba hitam, yang sedang memperhatikan kertas kumal.

“Menurut informasi dari Paijo, Yu Sri menyimpan uang dan perhiasannya di kamar ini Kang.” Tangannya menujuk suatu titik di kertas kumal itu.

“Pastikan tidak ada orang disekeliling rumah Yu Sri yang mengetahui keberadaan kita. Baru nanti jam dua belas malam tet, kita gangsir ruangan ini.”

“Siap, Kang.”
***
“Byuhhh, byuuuhhh Kang....kok ya tebal dan dalam banget pondasi ini. Sudah satu jam kita belum bisa nembus kedalam.”

“Sabar Le, sebentar lagi kita bisa tembus ruangan itu. Ayo kerja lagi.”

Mereka berdua mengerahkan segala kekuatan mereka untuk bisa masuk ke ruangan tempat disimpannya uang dan perhiasan Yu Sri dengan cara menggangsir.

“Ssst, pelan-pelan Le. Jangan sampai Yu Sri bangun.”

Kepala mereka berdua menyembul dari bawah lantai yang baru saja mereka gangsir. Tidak ada cahaya di ruangan itu. Kelopak mata mereka kedip-kedipkan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang gelap.

“Adduhhhh Kangg!.....Matakuuu!!!!”

“Ampunnn....perihh mataku!..Ampunnn Yuuu!”

Srigati berdiri di belakang kepala mereka, sambil mengguyurkan dua buah ember yang berisi air dicampur dengan sambal.


Catatan :
Gembel artinya adalah padat berisi.
Bakul Beras artinya adalah pedagang beras yang membeli beras langsung dari  petani.
Nebas artinya adalah membeli secara borongan.
Menggangsir artinya adalah membuat tembusan dalam tanah meniru caranya binatang yang bernama Gangsir.

Cerita diatas adalah adaptasi dari cerita rakyat yang beredar sehubungan dengan Candi Gunung Gangsir.

Seorang Pemerhati Sejarah Sedang Mengamati Candi Gunung Gangsir
(tampak depan)




















Candi Gunung Gangsir ini terletak di Dusun Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.

Letaknya di tengah perkampungan padat penduduk. Candi ini saya temukan secara tidak sengaja pada waktu kami, saya dan kawan-kawan sedang tour of duty.

Yang menarik bagi saya, di tengah-tengah masyarakat Pasuruan yang santri ternyata ada sebuah candi yang megah. Jangan-jangan candi tersebut adalah menara yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu masjid. Jangan-jangan di dalam tanah tersebut  masih ada sebuah bangunan masjid yang megah.


Jangan-jangan......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar