![]() |
Sumber : Dokumentasi Pribadi Mas Dadyk Kusuma |
Sekitar jam dua belas siang, sudah ada beberapa orang
yang menunggu di luar pagar Masjid At Taqwa, masjid yang terletak di dalam
komplek Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasuruan.
“Dapat berapa kupon pak?”
“Satu saja, kalau sampeyan bu?”
“Tiga, yang dua titipan dari tetangga.”
Pada hari Senin, tanggal 6 Oktober 2014 Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Pasuruan menyelenggarkan pemotongan hewan kurban. Sudah dua kali
ini pemotongan hewan kurban dilaksanakan pada hari kerja.
“Sebaiknya orang yang berkurban menyaksikan hewan
kurbannya disembelih, sebagaimana perintah Rasul kepada Fatimah, putrinya. Wahai Fatimah, beranjaklah kepada hewan kurbanmu,
lalu saksikanlah, sebab semua dosa-dosa yang telah engkau perbuat akan diampuni
pada saat tetes pertama darahnya.” Demikian Mas Ustad Shobirin mengemukakan
alasannya mengapa dipilih pas hari kerja.
“Saya
setuju dengan pendapat Mas Shobi, disamping itu kan sesuai dengan salah satu
nilai-nilai Kementerian Keuangan, yaitu sinergi.” Kata Mas Prayit penuh
semangat.
Bapak
Djunaidi Djoko Prasetyo, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasuruan, dalam
sambutannya sebelum acara pemotongan hewan kurban menyampaikan pesan bahwa kita
harus belajar meneladani Nabi Ibrahim yang telah ikhlas mengorbankannya anak
yang dicintainya yaitu Nabi Ismail. Rasa
ikhlas berkorban tersebut bisa diterapkan baik dalam bekerja maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
***
Di dalam pagar terlihat Mas Prayit dibantu Joni, seorang
CS, bahu membahu mengangkat meja panjang untuk ditaruh di depan pintu pagar.
“Tolong daging-dagingnya bawa sini semua. Jam satu teng mulai
kita bagikan.” Perintah Mas Mahmud, sang komandan panitia, kepada para anggota panitia.
Panitia .yang terdiri dari pegawai, security, CS, bergegas
mengangkat keranjang-keranjang yang berisi daging kurban tersebut.
Dari tiga ekor sapi dan satu kambing, daging kurban yang
siap untuk disalurkan sejumlah 680 bungkus daging sapi dan 22 bungkus daging
kambing.
“Nak, sudah bisa diambil belum dagingnya?” Tanya bapak berkopiah putih. Disodorkannya
satu kupon berwarna hijau.
“Satu ya pak. Monggo pak.” Kata Mas Prayit, sambil meyerahkah
sebungkus daging sapi.
“Alhamdulillah, mator
selangkong nak. Tak doakan semoga orang-orang pajak sehat-sehat, murah rejeki
dan enteng jodoh.”
“Aamiin, eh pak, saya rikues doa. Doakan saya kembali ke
home base, ya pak ya?” Kata Mas Prayit penuh harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar