Wakil
rakyat seharusnya merakyat.....
Tanggal 1 Oktober kemarin,
para calon anggota dewan yang terhormat telah resmi dilantik menjadi anggota
dewan yang terhormat. Secara de jure, mulai tanggal tersebut mereka adalah
wakil rakyat, wakil saya.
Dan media masa serta media
sosial tak henti-hentinya menampilkan hiruk pikuk para wakil rakyat tersebut.
Mulai dari kostum yang
dipakai para wakil rakyat yang perempuan. Begitu hebohnya para ibu wakil rakyat
tesebut menyambut hari istimewa, hari pelantikan mereka. Menurut salah satu
media masa, mereka rela berdandan mulai subuh, sampai mereka rela juga untuk
tidak datang di Lubang Buaya memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Atau mungkin
para wakil rakyat itu lupa, kalau 1 Oktober itu hari Kesaktian Pancasila. Sama
seperti saya, selaku rakyat, yang udah lama gak ngeh dengan 1
Oktober...hehehehe...
“Aku ndak tahu siapa yang
milih aku, aku juga ndak tahu tugasku.” Terdengar suara sengau melengking dari
seorang wakil rakyat waktu ditanya oleh wartawan infotainmen tentang kesan dia
terpilih menjadi wakil rakyat.
Hahahhahaah....
Pernyataan tersebut mirip
banget dengan pernyataan saya, selaku rakyat, kalau ditanya juragan saya
mengapa kerjaan saya gak selesai tepat pada waktunya.
Media masa dengan gagahnya mempertotonkan kepada rakyat Indonesia, para wakilnya saling berlomba-lomba mengemukakan pendapatnya pada waktu sidang hari pertama.
Wow!!!!
Menunjukkan betapa cerdasnya
para wakil rakyat tersebut. Memang wakil rakyat tersebut tidak jauh dengan
rakyat yang diwakilinya, salah satunya saya. Saya dan kawan-kawan kalau lagi
berdiskusi juga sering saling mengemukakan pendapat ( yang ngawur ). Kalau
istilah jawanya pating clebung.
Dari sidang hari pertama
tersebut, kita bisa melihat para wakil rakyat begitu antusiasnya mengikuti
sidang. Semangat mereka begitu membara. Mereka meninggalkan bangku mereka,
saling berpacu menuju meja paling depan.
Kerennnn....
Sama seperti saya, rakyat
yang diwakili oleh mereka, yang susah banget untuk mengantri dengan tertib
waktu ada pembagian zakat fitrah dan pembagian daging kurban.
Matur suwun Gusti Allah,
panjenengan telah memberikan kepada bangsa Indonesia wakil-wakil rakyat yang
mencerminkan banget perilaku kami....
Bangsa Indonesia? Kami?....Eh, saya ding.
Matur suwun Gusti Allah,
panjenengan telah memberikan kepada saya wakil-wakil rakyat yang mencerminkan
banget perilaku saya, salah seorang rakyat dari 250 juta rakyat Indonesia.
Jadi menurut saya, salah
seorang rakyat dari 250 juta rakyat Indonesia, para wakil rakyat tersebut sudah
sangat mencerminkan perilaku rakyat yang mereka wakili. Malah lebih.
Maju terus wakil rakyatku,
maju terus bangsaku!!!
NB: Opini ini adalah opini
pribadi salah seorang dari 250 juta rakyat Indonesia. Bukan mencerminkan opini
dari 250 juta rakyat Indonesia. Abaikan.
Sumber foto dari nababan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar