“Bangun, bangun..ayo jogging Cil..” suara cempreng Jabrik yang membuyarkan mimpi sangar saya, terdengar bagaikan kaleng rombeng yang jatuh dari gedung bertingkat seratus. Gombrengggggg…
“Hooaahmmm….jam berapa ni Brik…arek-arek sudah bangun ta?’’ jawab saya dengan intonasi yang masih setengah sadar, sambil menarik sleeping bag yang melorot ke bawah.
Sudah dua minggu ini, tiap Sabtu dan Minggu kami melakukan program jogging pagi menjelang siang. Kalo biasanya orang-orang jogging pagi antara jam lima pagi sampai jam delapan, kalo kita tergantung kita bangun jam berapa.
Kita?…eh, saya belum cerita ya siapakah “Kita” ini…
Kita adalah sekumpulan pekerja kantoran yang dipertemukan di suatu tempat kos secara kebetulan. Yang kebetulan juga mempunyai hobi yang sama yaitu jalan-jalan.
Tempat kos kita terletak di jantung kota Malang, dibelakang kantor pak Bupati Malang yang merupakan jalan buntu. Sebagian besar yang kos di situ adalah para pekerja yang berjenis kelamin laki.
Sebenarnya di sekitar tempat kos kami juga banyak kos-kosan yang dihuni mbak-mbak karyawan Ramayana, Matahari, Sarinah, Gajah Mada Plasa, Mc Donalds, dan sebagainya. Tau sendiri kan bagaimana performa mbak-mbak tersebut kalo pas lagi dinas.
Pasti banyak yang punya pikiran “kok gak nyari kos yang dihuni mbak-mbak itu?”…Dasar pikiran nglaba lo bro.
Sebenarnya kita juga sudah nyoba nyari kos yang ada mbak-mbak itu, ternyata Gusti Allah mempunyai rencana yang lebih dahsyat. Di setiap kos yang kita masuki tertulis “Khusus Kos Perempuan Baik-Baik”.
Hanya ada satu tempat kos yang bertuliskan “Khusus Kos Laki-Laki Gak Jelek-Jelek Amat Sih..”
Setelah berulang kali memastikan bahwa kita termasuk laki-laki yang gak jelek-jelek amat sih…masuklah kita di kos-kos an tersebut dan Alhamdulillah kita diterima….horreeee….
Jabrik, kebetulan adalah satu alumni dengan saya. Saya dan Jabrik sama-sama lulusan sekolah kedinasan di Jakarta yang berada dibawah naungan Kementerian Keuangan. Jabrik, anak Betawi yang lulusnya dua tahun diatas saya.
Kantornya Jabrik di Jalan Merdeka Selatan Malang, sedangkan kantor saya di Jalan Medeka Utara Malang. Dipisahkan oleh Alun-Alun Kota Malang.
Kebetulan juga, saya dan Jabrik pernah ikut organisasi pecinta alam yang sama waktu kuliah dulu.
Saya, biasa temen-temen PA memanggil saya Kancil. Mungkin karena kecerdikan saya equal dengan kecerdikan kancil, sehingga temen-temen memanggil saya kancil.
Priyatna, dari namanya ketahuan kan dari suku bangsa mana dia. Priyatna adalah pegawai Bank Indonesia yang kantornya bersebelahan dengan kantor saya.
Priyatna, lulusan Poltek ITB Bandung, orangnya kalem dan suka nraktir. Saya suka orang seperti dia.
Wong Li, nama sebenarnya adalah Ilham. Ilham ini Arek Malang, panggilan dia sebenarnya adalah Il, karena Arema mempunyai bahasa walikan kita sering panggil dia dengan sebutan “Li”.
Kalo kita panggil dia “Li..Li…” sepertinya kok porno, maka kita kasih awalan Wong. Sehingga menjadi Wong Li. Nama ini terinspirasi oleh Wong Aksan.
Wong Li ini termasuk pejabat teras Dispenda Kabupaten, karena kalo kita main ke kantornya di lingkungan Kantor Kabupaten Malang, orang-orang memanggil dia dengan sebutan “bapak” dengan kepala agak menunduk. Wong Li lulusan terbaik STPDN tahun 19XX.
Andi Padang. Mahasiswa sekolah kedinasan, sama dengan Saya dan Jabrik, yang lagi magang di kantor Pegadaian Malang. Sangat kebetulan si Andi ini junior saya di organisasi pecinta alam kampus.
Sangat kebetulannya karena apa? Karena Andi ini junior saya dan Jabrik, maka mau tak mau harus mau menuruti perintah senior. Untungnya, saya dan Jabrik merupakan senior yang baik hati dan tidak sombong, sehingga perintah-perintah kita adalah perintah yang menuju kepada kebaikan dunia dan akhirat.
Pada suatu malam yang dingin, di suatu warung jagung bakar di Payung Batu, kita berlima asyik menikmati malam sambil ngobrol ngalur ngidul ditemani kopi hitam yang pekat dan jagung bakar yang agak gosong.
Tiba-tiba pembicaraan kita fokus pada tanggal merah alias hari libur.
Ngapain kita hari libur itu? Rumah pada jauh semua, pacar gak ada yang punya, eh Priyatna punya ding. Itu pun jauh di Bandung. Tiap hari sudah liat mall dan mbak-mbak burtok alias bubaran toko.
“Ke Semeru yuk,” ajak Jabrik kepada kita semua.
Pada dasarnya kita berlima adalah orang yang suka jalan, maka tanpa pikir panjang kita sepakatilah untuk mengadakan tamasya ke Semeru.
Kita juga sadar bahwa kita sudah terlalu lama duduk, jarang kita menggunakan kaki kita untuk melangkah lebih dari seribu langkah dalam sehari. Padahal nanti kalo kita tamasya ke Semeru, kita akan melangkah lebih dari ratusan ribu langkah.
Untuk mengantisapi hal tersebut, kita putuskan tiap Sabtu dan Minggu jogging di lapangan luar Stadion Gajayana Malang.
Oh ya, biar seperti anak-anak muda yang gaul, kita menamai gank kita dengan nama Monetera. Bukan Monata atau Soneta.
Monetera adalah singkatan dari Moneter Alam…( kalo gak salah ya). Karena kita merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja di bidang moneter, yang hobi jalan-jalan di alam raya….
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar