Apa yang terlintas
dalam benak anda jika di depan ada tertulis kata “tikus”.
Pasti beragam tanggapan akan disampaikan, ada yang girap-girap ketakutan setengah mati, ada
yang menganggap binatang yang menggemaskan, pintar, dan lucu seperti dalam film
kartun Tom and Jerry, beberapa berpendapat sebagai hama yang susah dibasmi. Dan
sebagian besar pasti mendiskripsikan sebagai hewan berbulu warna hitam yang
menjijikkan, hidup di tempat kotor, yang mencari makan dengan jalan mencuri
makanan dari tempat lain.
Pernah lihat tikus yang di Batu Secret Zoo gak? Wah itu
benar-benar seram. Tikus segitu gedenya. Mungkin seukuran anjing pudel tapi
gemuk. Kalau anda termasuk orang yang sangat phobia dengan tikus, saya sarankan
jangan masuk Batu Secret Zoo, karena tikus – tikus raksasa tersebut letaknya di
dekat pintu masuk. Anda pasti akan pingsan melihat tikus segeda gaban. Atau
tutup mata anda rapat-rapat.
Saya termasuk orang yang setengah takut setengah jijik
dengan tikus. Sama tikus mati saja saya masih tidak percaya kalau dia mati.
Saya ambil kayu kemudian saya sentuh tikus tersebut dengan ujung kayu tersebut
untuk memastikan bahwa tikus tersebut benar-benar sudah mati. Setelah tahu
pasti tikus tersebut sudah mati, saya akan minta bantuan orang untuk mengambil
mayat tikus tersebut agar dikubur jauh-jauh atau dibuang ke sungai saja. Biar
tidak kembali ke rumah.
Gambar tikus juga sering dicetak besar-besar dalam jumlah
banyak, di bawa oleh para mahasiswa dan para aktivis. Gambar tikus tersebut
dihujat, di caci maki, di pisuhi, bahkan dibakar. Mereka , para tikus tersebut,
dianggap sebagai representasi para koruptor. Saya belum pernah membaca
asbabun nuzul, sebab musabab mengapa tikus
didentikkan dengan koruptor.
Untuk di daerah Jawa, tikus ini termasuk binatang yang di
hormati oleh para leluhur. Para tikus itu mempunyai nama panggilan kesayangan,
yaitu Den Bagus. Kurang lebih artinya adalah Tuan Ganteng.
Sudah gak usah protes. Para leluhur kita memang mempunyai
sense of humor yang jauh diatas rata-rata. Mereka menamai klangenan atau barang
kesukaan mereka dengan nama yang keren-keren. Kebo mereka namai Kyai Slamet,
gamelan sekaten di Masjid Agung Surakarta mereka namai Kyai Guntur Madu. Dan
lain sebagainya.
Tikus ini sama dengan manusia, mamalia, alias
menyusui. Anak tikus berada dalam rahim induk tikus selama 21 hari, dan mereka
para cindil tersebut akan disusui selama 21 hari pula. Oh ya, cindil-cindil itu
juga sering diburu oleh para lelaki pemuja kejantanan, katanya bisa sebagai NOS
yang akan menaikkan performa organ kejantanannya. Dan hebatnya, tikus betina
bisa mengandung dan menyusui dalam waktu yang bersamaan. Tikus betina tersebut
akan kawin lagi dengan tenggang waktu 48 jam setelah melahirkan.Wow......
Sampeyan gak percaya dengan fakta yang saya ungkap
diatas? Silahkan nanya langsung ke Den Bagus.
Menurut seorang pengamat pertikusan yang bernama Om Imot,
yang mengaku juga sebagai komika; mc kondang dari Jogja, tikus termasuk
binatang malam atau nocturnal. Dia akan keluar mencari makan di malam hari,
kalau siang hari mungkin tidur keles.
Keberadaanya susah sekali untuk di hilangkan, yang bisa dilakukan adalah
memanage keberadaannya. Om Imot menyarankan kalau malam hari diusahakan dapur
rumah kita ( maaf bagi yang gak punya dapur ) sudah tidak ada piring-piring
kotor, mangkok kotor, gelas kotor. Buang semua sisa makanan, masukkan makanan
ke kulkas atau lemari makan. Tutup yang rapat. Dengan begitu diharapkan tikus
tersebut berpikir “Anjrit, miskin banget orang ini. Tiap malam gak ada makanan.
Pindah ke rumah sebelah aja deh.”
Jadi kalau anda ingin mengusir tikus dari rumah anda,
coba saja tips dari Om Imot ini. Dan jangan kasih tahu tetangga anda tentang
tips ini. Biar tikusnya move on ke tetangga sebelah.
Saya pernah ngbrol dengan seorang petani di Turen,
mengenai hama tikus yang menyerang beberapa lahan pertanian di Turen. Marhen,
nama samaran petani tersebut, bercerita kalau pas hama tikus melanda, obat
tikus merek apapun tidak akan mempan. Kepintaran mereka mungkin melebihi apa
yang kita bayangkan. Marhen pasrah saja. Tapi ada satu ritual yang sering Marhen
lakukan yaitu, pada beberapa malam tertentu yang menurut Marhen sakral, Marhen
akan menunggui sawahnya. Di tengah malam tersebut Marhen berkata “Sawahku ini
untuk menghidupi anak-istriku, sampeyan boleh saja mengambil di sawahku, tapi
tolong sisakan buat saya dan keluarga.”
Kata Marhen, beberapa kali dia bertemu dengan raja tikus.
Warnanya abu-abu, badannya paling besar diantara tikus-tikus sawah lainnya.
Sepertinya raja tikus tersebut faham dengan bahasa Marhen. Karena pada saat
panen, yang biasanya Marhen mendapat 150 karung, saat ini Marhen disisakan 100
karung. Sedangkan tetangga yang lain hanya mendapat 10 karung, bahkan ada yang
tidak disisakan sama sekali.
Saya manggut-manggut saja, membayangkan ngerinya bertemu
dengan raja tikus di malam yang gelap gulita ditengah sawah yang basah.
Meskipun tikus ini dianggap sebagai binatang yang
menjijikan, suka mencuri, tidak ada gunanya, tapi sebenarnya telah banyak
memberikan inspirasi dan sumber rejeki banyak orang. Contohnya adalah Iwan Fals
dan Iwa K. Berkat tikus nama mereka terkenal, pendapatan mereka mengalir deras.
Iwan Fals dengan Tikus Kantor, Iwa K dengan Tikus-Tikus Got.
Ada lagi kegunaan tikus, yaitu sebagai kelinci percobaan
eh sebagai tikus percobaan. Tikus yang biasa dipakai untuk percobaan adalah
jenis tikus putih. Sebabnya adalah tikus ini seperti manusia yaitu menyusui dan
dapat berkembang biak dengan cepat dan banyak, sehingga cocok untuk percobaan
massal.
Saya kira, para aktivis anti korupsi harus mencari ikon
baru sebagai representasi koruptor. Ini saya bukan membela para tikus loh, kan
sudah saya ceritakan saya itu termasuk orang yang phobia tikus. Saya hanya
mencoba melihat secara fair, mendudukkan tikus pada maqomnya.
Saya kasihan saja sama tikus yang selalu diidentikkan
dengan para koruptor, pencuri uang rakyat. Tikus itu setahu saya tidak pernah
mencuri barang yang berharga punya kita. Paling banter dia menggit lemari,
menggigit sepatu, menggigit kabel. Mengapa tikus sering menggit? Karena untuk
mengimbangi pertumbuhan giginya yang sangat cepat. Dengan sering menggigit
tersebut membuat gigi tikus tetap pendek. Kalau tikus tidak rajin menggit, maka
giginya akan tumbuh memanjang, berakibat tikus tidak bisa mingkem. Adalah
sesuatu yang hina bagi kaum tikus jika mulutnya tida bisa mingkem gara-gara
giginya terlalu panjang.
Saya berharap suatu hari nanti para aktivis anti korupsi
duduk satu meja dengan para koruptor, membicarakan profil picture apa yang
cocok untuk menggambarkan secara singkat tentang koruptor. Jangan lagi gambar
tikus, kurang berwibawa.
Mungkin sampeyan punya ide gambar yang cocok untuk Den
BaGus yang koruptor?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar