“Mel, masih betah disini?” tanya petugas kebersihan
stasiun Kota Baru.
Perempuan muda yang memakai baju you can see berwarna pink yang disapa Mel itu hanya diam, tidak
menjawab pertanyaan orang itu. Pandangannya menerawang, tangannya memegang roti
yang dimakannya secuil demi secuil. Lampu stasiun Kota Baru yang terang
benderang malam itu lebih menambah efek
mulus dari kulitnya yang memang sudah mulus. Setiap orang yang lewat apalagi
kaum adam, matanya tak lepas dari pandangan ke arahnya. Wajahnya sedikit
murung..
Petugas kebersihan itu berlalu meninggalkanya, dia
melanjutkan pekerjaannya menyapu dan mengambil sampah di ruangan peron stasiun
itu.
Dihalaman depan stasiun terlihat beberapa taksi, dan angkot yang sedang diparkir. Mereka beristirahat sambil berharap siapa tahu ada rejeki penumpang di malam hari.
Tiba-tiba dari arah selatan, sebuah sepeda motor matic melaju kencang ke arah taksi dan angkot yang sedang diparkir tersebut. Sinar lampunya menyilaukan para sopir yang sedang santai.
“Jancuk, gak duwe wedi ta arek iki!” umpat seorang sopir
yang merasa terganggu dengan ulah pengendara motor tersebut.
Para sopir itupun kompak menghadang pengendara motor
tersebut. Pengendara motor itupun seperti tertantang, dia melaju lebih kencang
ke arah kerumunan para sopir. Kira-kira jarak satu meter dari para sopir yang
siap menghadang, pengendara motor itu menghentikan motornya. Derit suara ban
bergesekan dengan aspal jelas terdengar.
“Woooo, ancen e arek gendeng!” umpat para sopir hampir serempak.
“Ha ha ha.....sori cak, ngreyen motor ki.”
“Rot, sudah ditunggu gendakanmu didalam tuh.” Kata seorang
sopir taksi kepada pengendara motor yang bernama Jarot.
“Oke cak, aku ke dalam dulu ya. Titip rotomku.”
Bergegas Jarot menuju ruangan peron stasiun. Kakinya
melangkah dengan pasti, sepertinya dia sudah tahu betul kemana tujuannya. Dia
berhenti di dekat sebuah kotak telepon umum yang sudah tidak ada teleponnya.
Pandangan matanya diarahkan ke segala sudut peron itu. Sepi, dia tidak
menemukan orang yang dicarinya.
Seorang laki-laki yang memakai sarung, baju koko putih
dan peci putih keluar dari musolla stasiun, tangan kanannya membawa sebuah tas
plastik transparan.
“Mel...Mel...?” mata Jarot tak berkedip memandang laki-laki itu.
“Nama saya Mulyono,” kata laki-laki itu memperkenalkan
diri kepada Jarot.
“Mel sudah masuk tong sampah,” lanjut dia sambil memasukkan
tas plastik transparan yang berisi baju warna pink ke dalam tong sampah.
***
Foto dokumen pribadi Amran Hendriansyah AbenK
Online gambling websites in Malaysia actively seek your customized, so normally they make it as easy as possible to complete your 온라인카지노 registration at a site. This isn't a hard {to find|to seek out|to search out} game either, lengthy as|so long as} you disregard the dearth of desk games without a a|with no} physical dealer that's. If you peek into the plentitude of stay casino studios, you will discover a literal cornucopia of blackjack - quantity of|various|a variety of} other|and several of} other} variations of it to boot. It retains it recognition throughout the years by keeping area of interest curiosity sports activities and a completely fledged poker room where you'll be able to|you presumably can} play something from Razz to Omaha hi-lo. Betting on sports activities isn't any trouble either, as this casino spans most markets with quirky prop bets.
BalasHapus