Istriku sedang ada tugas
ke daerah lagi dan aku akan kesepian lagi sebulan ke depan. Malang bagiku jadi
lelaki rumah tangga. Sialnya aku ini lelaki yang gampang tergoda jika tidak ada
kegiatan sepanjang hari.
Memang istriku lah yang
selama ini mencari nafkah dan aku mengurus segala keperluan rumah tangga kami.
Pada awal pernikahan satu setengah tahun yang lalu, kami sudah sepakat atas
peran kami masing – masing. Biasanya kalau ada istriku, aku akan sibuk mulai
subuh sampai menjelang tidur malam hari. Saat ini adalah kali ke tiga istriku
tugas ke luar kota.
Sudah aku bolak - balik
lima kali koran lokal hari ini. Tapi aku tidak menemukan satu artikel atau
berita yang menarik untuk disimak. Aku taruh koran itu diatas meja tamu, aku
ganti dengan menyalakan laptop. Aku segera menyusuri situs – situs dewasa. Dengan
rakusnya mata ini menjelajahi satu persatu dari ribuan situs dewasa yang
beredar bebas di udara ini. Tiga jam lebih mataku tak lepas dari layar
laptopku. Pantatkupun juga tidak beranjak dari tempat dudukku.
Tiba – tiba nada
pemberitahuan SMS berbunyi dari ponselku dari nomor yang tidak aku kenal.
“Hae ganteng...Ketemuan
yuk. Jam 11 malam di Hotel X kamar 12A.”
Berarti satu setengah jam
lagi aku sudah harus sampai di kamar itu. Segera aku berbenah diri, berdandan
semenarik mungkin. Aku pacu motor bututku menembus sepinya malam.
Kata orang Hotel X ini hotel
tertua di kota ini, dibangun pada jaman penjajahan Belanda. Bentuk bangunannya
memang khas Belanda dengan daun pintu dan daun jendela yang tinggi dan besar.
Aku ketuk pintu kamar 12A,
dua kali. Pintu itu terbuka dengan sendirinya. Warna hijau mendominasi kamar
itu, bau dupa menyengat.
Seorang perempuan sedang
duduk di atas ranjang.
“Sri....Sri...” kataku.
Sri, istriku, tersenyum
kemudian mulutnya membuka lebar memperlihatkan ke empat taringnya yang tajam.
Dalam hitungan detik mulut
Sri menghisap darahku sampai kering.
***
Flash Fiction untuk Prompt #89 di Monday Flash Fiction
Tidak ada komentar:
Posting Komentar