Dua puluhan meter di depan Jhon ada satu botol bekas
minuman keras berjejer diatas pagar berduri. Dibawahnya berserakan pecahan
botol dan puluhan selongsong peluru.
Tangan kecil Jhon gemetaran memegang
sebuah AK 47, mata kirinya dipicingkan sedang mata kanannya fokus pada sasaran.
Wajahnya terlihat lelah.
“Fokus Jhon!” bentak Xavier, tentara yang telah
mengasuhnya sejak kecil. Jhon hanya bisa
menuruti kemauan Xavier. Jhon tidak pernah tahu apakah Xavier itu bapak
kandungnya, dia juga tidak pernah dikasih tahu dimana ibu kandungnya. Yang dia
tahu sejak kecil adalah bentakan, cacian, AK 47, peluru, membunuh atau dibunuh.
“Tahan tembakanmu Jhon. Sepertinya sasaran botol itu
terlalu mudah bagimu. Aku akan memberimu sasaran yang lebih mengasah
kemampuanmu.”
Xavier mengeluarkan sebuah HT kecil.
“Bronco, bawa binatang itu ke sini,.” perintah Xavier.
“Siap komandan,” jawab prajurit Bronco.
Tidak berapa lama datang seorang prajurit dengan menggelandang
seorang perempuan yang lusuh dan kurus. Sekilas wajah perempuan tersebut mirip
Jhon. Mata perempuan itu menatap tajam ke arah Jhon.
“Nak...” kata perempuan itu lirih.
Mata Jhon beradu pandang dengan mata perempuan itu.
“Jhon, sekarang kamu berlatih dengan sasaran yang
bergerak. Binatang itu dalam hitungan ke tiga akan berlari sekencang –
kencangnya. Kamu harus bisa menembak tepat mengenai kaki kanannya.” Perintah
Xavier.
“Kalau kamu lulus, binatang itu menjadi milikmu,” imbuh
Xavier.
Jhon pun dengan sisa – sisa tenaga mengangkat AK 47 nya,
menunggu aba – aba dari Xavier.
Wajah perempuan itu begitu ketakutan. Bibirnya hanya bisa
bergetar. Terbayang olehnya malaikat pencabut nyawa yang sebentar lagi akan
menemuinya.
“Satu..Dua..Tiga.....Lariiii,” bentak Xavier kepada
perempuan malang itu.
Jhon segera mengarahkan moncong AK 47 nya ke arah kaki
kanan perempuan itu. Jari manisnya sudah siap menarik pelatuk yang akan mendorong
peluru melesat menuju sasaran.
Dor...
Peluru itu menghunjam tepat di kening Xavier, menembus
sampai ke belakang kepala.
“Kamu sekarang bebas Jhon,
pergilah bersama ibumu itu.” Kata Bronco
***
Ikut meramaikan Prompt #88 di Monday Flash Fiction.
Foto adalah snapshot dari Hear Me Out nya Irma ( Album "Faces )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar