Siti memandangi celengan
ayam nya yang terbuat dari tanah liat. Sudah hampir empat tahun dia menyisihkan
sebagian penghasilan dari buruh cuci untuk ditabung di celengan tersebut. Malam
itu tekadnya sudah bulat, untuk memecah celengan tersebut.
Uang tersebut akan dia
pergunakan untuk membeli sebuah cincin cantik di toko emas Istar. Setiap dia
melewati toko emas itu, pandangannya tidak pernah lepas dari sebuah kotak hitam
kecil yang terbuka, di dalamnya ada sebuah cincin mungil dengan sebuah mata berlian
yang bersinar indah.
Prukk..Prukkk..Prukk..
Sejumlah uang kertas dan
uang logam berhamburan keluar.
Ternyata Siti harus menunggu
sepuluh tahun lagi untuk bisa membeli cincin itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar