Malam belum benar – benar larut.
Suara tangis bayi yang terbangun karena lapar, lamat – lamat terdengar.
“Peralatannya sudah ada di
dalam semuanya ya Bune?” Tanyaku.
“Ssst....Pelan – pelan Pakne,
nanti tetangga pada bangun. Wis beres, semuanya sudah siap.”
Kami bergegas masuk kamar yang
berukuran 2 X 2,5 meter yang tertutup rapat tanpa jendela. Di sebelah dipan
kecil ada lilin yang di letakkan tengah baskom.
Aku dan Bune duduk
berdekatan. Satu persatu baju dan celana aku tanggalkan.
“Pakne, kamu sudah siap kan?”
Aku pun merapalkan mantera .
“Nguik..Nguik..Grookk...Nguik...Grookkk..”
Mata Bune terpejam pulas,
nyala lilin bergerak kesana kemari.
“Ada babi ngepetttttt...!!!”
“Matilah aku.” Kataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar