Buku ini Saya temukan saat
Saya jalan - jalan di sebuah mall di kota Ternate. Di lobby mall tersebut ada
cuci gudang buku - buku dari sebuah toko buku yang paling terkenal se
Indonesia. Jujur, yang pertama Saya lihat bandrol harganya. Heheheheh.....Pasti
para haters ( kalo ada.....) akan punya bahan untuk membully Saya. Eits, Saya
punya penjelasannya. Di Ternate tu biaya hidup bisa dikatakan tinggi. Sekali
makan saja rata - rata Rp 20.000. Kalo tiga kali makan Rp 60.000. Sedangkan
harga buku di Ternate, yang gak cuci gudang, rata - rata Rp 100.000. Lah, Saya
seorang anak kos kas harus pinter memanage uang saku Saya toh? Senyampang ada
buku murah dan Saya tertarik, ya sudah Saya beli saja.
Okay, segitu saja prolognya.
Sekarang Saya mau meresensi Gadis Kretek dari sudut pandang Saya.
Gadis Kretek yang ditulis
oleh Ratih Kumala terdiri dari 275 halaman. Buku yang Saya beli tersebut
merupakan cetakan kedua ( Oktober 2012 ), sedangkan cetakan pertama pada Maret
2012. Wuih hebat juga ya, setahun sudah cetak dua kali. Gadis Kretek terdiri
dari 15 bab. Bab 1 diberi judul Jeng Yah.
Romo, pendiri Rokok Kretek
Djagad Raja, sudah tiga tahun separuh badannya mati, hanya bisa berbaring di tempat tidur. Romo
mempunyai seorang istri dan tiga anak laki - laki yaitu Tegar, Karim dan Lebas.
Tegar dan Karim lah yang selama ini mengurusi kerajaan Rokok Kretek Djagad
Raja, sedangkan Lebas lebih memilih sebagai fim maker.
Siang itu Ibu, istri Romo,
membanting wadah obat yang sebenarnya akan diberikan ke Romo. Diantara isak
tangisnya, Ibu berbisik berharap Romo meninggal sekarang saja. Lebas yang
melihat kejadian itu serasa tak percaya. Karena selama tiga puluh tujuh tahun
usia perkawinan mereka, Lebas tidak pernah melihat kehadiran orang ke tiga
dalam mahligai perkawinan kedua orang tuanya.
Tindakan Ibu tersebut
ternyata karena Ibu mendengar Romo dalam tidurnya menyebut sebuah nama, Jeng
Yah. Igauan Romo tersebut membuat Ibu marah besar dan cemburu buta. Tegar,
Karim, Lebas tidak ada yang berani menanyakan siapa Jeng Yah itu kepada Ibu.
Nama Jeng Yah tersebut membuat mereka bertiga sangat penasaran.
Rasa penasaran tersebut
diolah dengan keren oleh Ratih Kumala. Alur cerita yang dibuat oleh Ratih
Kumala sangat mengejutkan. Seperti pada Bab 3 sampai 8, kita akan diajak oleh
Ratih Kumala mengikuti cerita Idroes Moeria dari jaman Belanda, jaman Jepang,
sampai era 1965. Siapakah Idroes Moeria?. Sebenarnya ingin Saya ceritakan, tapi nanti jadi gak seru baca bukunya.
Membaca Gadis Kretek ini
memaksa kita untuk selalu fokus, selalu mengingat - ingat nama para tokoh, merk
rokok kretek, pabrik rokok kretek. Karena kalo tidak, kita bisa bingung
sendiri.
Menurut Saya, Ratih Kumala
dalam Gadis Kretek ini mencoba menyampaikan pesan tentang kelapangan hati untuk
menerima segala sesuatu baik yang menyakitkan maupun yang tidak menyakitkan.
Khususnya kelapangan hati Tegar, Karim, Lebas dalam meluruskan sejarah.
Oh iya, harga Gadis Kretek
Rp 25.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar