Salah satu keunggulan dari
suatu usaha jasa adalah pelayanan kepada konsumen. Di beberapa mazhab usaha
jasa terdapat premis bahwa konsumen adalah raja. Tahu sendiri kan bagaimana
kelakuan raja itu. Jangan sampai sang raja kecewa atas pelayanan yang
diberikan. Karena akan sangat berabe kalau raja kecewa. Itu baru dari seorang
raja, lah kalau rajanya banyak, wah gak terbayangkan betapa chaosnya keadaan.
Untungnya tidak semua raja
bertingkah laku lalim dan durjana. Banyak juga raja yang dirugikan tapi nrima
saja, maksimal nggrundel.
Jani begindi, kemarin malam
kita diajak makan malam oleh salah seorang teman di Restoran dan Kafe Kalumpang
62 Ternate. Sebagai anak kos, ajakan itu adalah rejeki nomplok yang tidak
terkira. Yang biasanya makan nasi kuning atau paling banter ikan bakar di
terminal Ternate, maka ajakan ini adalah perbaikan gizi yang harus kita terima tanpa syarat dan kondisi tertentu.
Ruangan Kalumpang 62 cukup
lega, bersih, nyaman. Terdiri dari dua lantai. Lantai atas ada ruangan seperti
hall. Dibawah tangga ada sebuah panggung kecil , ada sebuah electone diatas
panggung itu.
Kita bersembilan mengambil
tempat disisi pojok kanan dengan pertimbangan lebih lega, lebih nyaman bisa
senderan di tembok.
Kemudian datanglah pramusaji
membawa menu. Sebagai anak kos,tentu tidak mau mensia - siakan kesempatan emas ini.
Kita cari menu yang tidak biasa kita makan. Akhirnya setelah membolak - balik
daftar menu yang sangat asing bagi kita nama - namanya, terpilihlah menu nasi
goreng, sop buntut bakar, mie goreng, steak , dan yang lainnya lupa.
Disinilah premis konsumen adalah
raja seharusnya di terapkan.
Satu jam lebih pesanan kita
belum jadi. Pramusaji yang kita tanyain hanya menjawab "Sedikit lagi,
sedikit lagi.." Padahal di dapur ada lebih dari tiga orang disana. Terus ngapain aja mereka pating kruyuk di dapur...? Untunglah ada sedikit hiburan lagu - lagu dari artis
lokal, lumayan dari pada lumanyun.
Saya tidak akan menilai
masakannya, karena lidah saya ini bukan lidah sekelas Pak Bondan. Produk akhir
dari lidah saya ini cuman dua, enak dan lumayan. Saya tidak bisa
mendiskripsikan secara ndakik rasa seporsi makanan. Kalau menurut teman saya
yang jago masak, nilainya di kisaran 6 - 8.
Yang ingin saya sampaikan,
bahwa tiada gading yang tak retak. Selalu saja ada kelebihan yang diiringi
dengan kekurangan. Tinggal bagaimana kita menutupi kekurangan tadi dan membuat lebih yang sudah tinggi. ( Eh, kok wagu banget bahasa saya ini... )
Bersyukurlah K62, karena
yang datang tadi adalah raja - raja yang tidak lalim, tidak bengis, dan nrimo.
Cuman, itu menjadi catatan
bagi kami. Next?......Nggak janji deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar