Jani begindi, Alhamdulillah
dua minggu ini Saya diberi kesempatan untuk merasakan nginap di hotel. Bagi
Saya yang wong wagu ra mutu, itu adalah suatu pengalaman yang asik. Saya lo
sampai mencubit anu saya, meyakinkan diri sendiri bahwa ini bukanlah mimpi di
siang hari pas hujan deras.
Pasti banyak yang ngenyek Saya, gak papalah, Saya terima
ejekannya dengan suka cita. Eh, siapa tahu catatan Saya ini jadi bahan
referensi sesama abdi dalem se Indonesia yang lagi pertama kali mau akan nginap di
hotel. Atau dilirik oleh Garuda, atau Sriwijaya, atau Batik dan diminta menjadi
kontributor mereka. Asik kan....
1. Fave Hotel Gatot Subroto
Beberapa kali ke Jakarta
bersama rombongan abdi dalem, Saya biasanya diajak menginap di Kartika Chandra. La
kali ini Saya dapat undangan sendirian, mumpung sendiri Saya pengin coba yang
lain. Untunglah di daftar undangan tersebut ada nama seorang abdi dalem yang sangat
terkenal, dan untungnya lagi Saya kenal. Tidak akan Saya sebut nama, ini
sialnya adalah G.u.s_A.a.n. Langsung saja saya kontek beliaunya. Pertama
beliaunya tidak memberi tahu tempat menginap, cuman memberikan clue "hotel
belakang KC".
Langsung saja Saya gugling
"hotel belakang KC". Dan ketemulah Fave Hotel Gatot Subroto .Via
Traveloka, Saya pesan satu kamar untuk dua malam. Saya lihat rate nya sekitar
570 an ribu per malam. Untuk memastikan berapa yang bisa di bayari oleh
pabrik,Saya pun bertanya pada Tukang bawa uang pabrik. Alhamdulillah ternyata
pabrik mau membayari itu semua.
Saya hampir punya firasat
jelek sama sopir Grab yang mengantar Saya dari Soekarno Hatta ke Fave Hotel. Karena
Saya dibawa masuk ke gang, apalagi mobilnya pelan - pelan, dan sopirnya clingak
- clinguk kiri - kanan seperti sedang memberi aba - aba pada koleganya untuk
berbuat gak senonoh pada Saya. Eh, ternyata sopirnya juga baru kali ini ke Fave
Hotel.
Lobby Fave Hotel sangat
kecil. Hanya ada sofa yang melingkari pilar. Di sebelah kiri sofa adalah
resepsionis. Di sebelah kanan, Restauran dan Kafe yang tidak terlalu besar. Untuk
mengantar tamu ke lantai 2 dan seterusnya ada dua buah lift yang menghadap
sofa.
Oleh Mbak Resepsionis, Saya
diberikan kunci kamar 304. Sebuah kamar mungil ukuran 5 X 6 ( kira - kira ),
dengan satu tempat tidur. Jarak satu meter di depan tempat tidur tergantung TV
Led 30 inch. Disebelah tempat tidur adalah
kamar mandi tanpa bathtub, closet duduk, dan wastafel. Tidak ada printian -
printilan di kamar mandi, seperti cutton buds, shaving kits, sisir. Tidak ada almari untuk menyimpan baju kita,
hanya gantungan baju. Tidak ada teko listrik buat bikin kopi atau teh, Dan
lagi, sepertinya pihak Fave agak sedikit lupa memberikan space untuk tempat
solat.
Untuk mereka yang tidak
banyak waktu menikmati sarapan pagi, Saya pikir sarapan pagi di Fave sangat
cocok. Sedang untuk para penikmat sarapan pagi sepertinya agak terganggu, karena
menunya mungkin kurang variatif dan gak bisa lama - lama karena harus
bergiliran dengan tamu lainnya.
Untuk yang capek, tinggal
pencet angka 0 di telepon kamar. Maka jasa layanan pijat sehat pun akan
meluncur ( pasti banyak yang berpikiran mesumiah nih...)
Kalau hanya untuk tempat
berteduh saja, cukuplah di Fave ini.
2. ibis Manado City Center
Boulevard
Saya ke sini ngepasi Gamalama Ternate sedang
mengeluarkan abu. Beritanya di medsos bahwa Saya mengungsi ke Manado. Padahal
kehidupan di Ternate berjalan seperti biasanya, tidak ada yang panik, apalagi
sampai mengungsi.
Hotel ini terletak di daerah
boulevard, di tengah - tengah pusat perbelanjaan. Bagi yang hobby belanja dan
hiburan, ibis hotel sangat dianjurkan.
Ruang resepsionis terletak
di depan pintu masuk. Di sebelah kanan resepsionis sebuah lobby yang tidak
besar, namun nyaman. . Plafon di ruang lobby bermotif grafity. Disebelah kiri
lobby, Restauran dan Kafe yang berkapasitas 30 an orang, dengan view laut.
Rate nya sekitar 550 an
ribu. Pada waktu itu Saya mendapat kamar yang doble bed. Di depan kasur ,
sebuah televisi LED ditanamkan di dinding kamar. Ukuran kamar kira kira 8 X 5.
Yang perlu diperhatikan, kalau solat tidak bisa berjamaah, karena space nya
sempit.
Kamar mandi terletak di
sebelah kanan pintu masuk, berbentuk setengah lingkaran. Properti kamar mandi
standard yaitu wastafel kecil, closet duduk, shower, tanpa printilan -
printilan.
Untuk para pemburu sarapan,
mereka mungkin sedikit kurang terpuaskan.
3. Hotel Aryaduta Manado
Begitu kita masuk ke lobby
nya, akan sangat terasa kelas hotel ini. Lobby nya lega, dengan atap berbentuk
kubah yang tinggi. Kursi dan meja ditata dengan keren. Nyaman. Lokasi nya masih
di daerah boulevard. Untuk akses ke pusat perbelanjaan bisa ditempuh dengan
jalan kaki, naik angkot, ataupun taksi.
Hotel ini menyatu dengan RS.
Siloam.
Kamar yang Saya tempati
terletak di lantai 11, dengan view kota Manado, laut dan gunung. Kamarnya
lumayan besar, kira kira berukuran 9 X 9, dengan single bed. Ada ruang tamu
kecil yang kursinya bisa kita singkirkan untuk space solat.
Kamar mandi menganut mazhab
lawas, ada bathtub nya, wastafel, closet duduk, disediakan printilan -
printilan.
Untuk para tamu yang
biasanya sarapannya seadanya, di restauran dan kafe ini Saya yakin mereka akan
berlama - lama menikmati menu yang bervariasi.
Dengan rate sekitar 600 an
ribu, hotel ini sering penuh. Kalau mau reservasi harus dua - tiga hari
sebelumnya.
Oh ya, ada jasa layanan
pijat sehat dengan menekan angka 1 di telepon kamar.
Okay, itu sedikit catatan
Saya mengenai tiga hotel yang pernah Saya inapi. Catatan ini jujur tidak ada
pihak yang mensponsori. Etapi kalau nanti - nantinya ada yang sponsori gimana
ya?.....
Sampai jumpa di hotel
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar