Pages

Cari

Minggu, 03 Desember 2017

Catatan Divisi Acara Kelas Inspirasi Ternate #1 di Pulau Hiri


design : Fandi Galela
FLASHBACK

“Pak, bikin Kelas Inspirasi Ternate yuk. Mau gak?” Sebuah pesan pendek dari Gubernur 1000 Guru Maluku Utara, Mbak Pipit, masuk ke WA saya. Kaget juga saya, orang nomor satunya Sergu Malut ngajak saya bikin  Kelas Inspirasi Ternate. Saya mengenal Mbak Pipit karena beberapa kali ikut kegiatan Sergu Malut.

Sekitar April 2017, saya dan beberapa anak muda keceh ( Mbak Pipit, Kak Shofyan, Kak Dibyo, Kak Ina, Kak Fatma, Kak Ocid, Kak Tika, Kak Prabowo ) berkumpul merumuskan langkah – langkah untuk mendirikan Kelas Inspirasi Ternate ( KI Ternate ). Oiya, for yey informasi profil mereka adalah sebagai berikut  : Mbak Pipit wong Sidoarjo yang menjabat Gubernur Sergu Malut dan aktifis RuBi, Kak Shofyan inyong Tegal alumni KI Pinrang dan aktifis RuBi, Kak Dibyo cah Magelang sering ikut kegiatan Sergu Malut dan RuBi, Kak Ina jojaru Ternate pernah ikut KI Halsel dan beberapa kali ikut TNT nya Sergu Malut, Kak Fatma jojaru Tidore alumni Pemuda Penggerak Desa Halmahera Selatan juga beberapa kali ikut TNT Sergu Malut, Kak Ocid uda Padang pernah ikut KI Halsel dan TNT Sergu Malut, Kak Tika jojaru Tidore pernah ikut KI Halsel juga pengurus Sergu Malut, Kak Prabowo ngongare Ternate ini adalah cucu pahlawan Ternate yaitu Salim Fabanyo juga pengurus Sergu Malut. Dan saya adalah potongan sebutir meses yang jatuh nyelip di balik pintu.

Minggu, 19 November 2017

Kemenkeu Mengajar Ternate di Pesta Komunitas Ternate

Pengunjung venue KM Ternate

SUNNATULLAH

Kalau kita baca mengenai teori manusia sebagai mahluk sosial, ada beberapa teori yang terkenal. Aristoteles menggunakan istilah Zoon Politicon, zoon berarti hewan dan politicon berarti bermasyarakat. Kodrat manusia adalah hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan pihak lain, itu yang membedakan manusia dengan hewan.

Adam Smith menggunakan istilah Homo Homini Socius, manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya.

Dalam perspektif Agama Islam, hidup bermasyarakat adalah suatu sunnatullah.

Minggu, 05 November 2017

Traveloka Mengajarkan Kepada Saya Adanya Perubahan.

Traveloka

Saya pernah mendengar seorang motivator pada suatu acara In House Training di kantor, berkata begini, “ Yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri.” Artinya apa ? Artinya bahwa perubahan itu akan selalu ada. Misalnya, jaman kakek nenek kita dahulu beli tiket pesawat harus ke kantor maskapainya, agak kesini dikit bisa lewat calo – calo, di era modern beli di agen – agen perjalanan, di jaman now lebih dimudahkan lagi hanya dengan sekali sentuh di layar hape, kita sudah bisa membeli tiket pesawat. Kira – kira begitu.

Rabu, 25 Oktober 2017

Kemenkeu Mengajar Ternate : Mencoba Menginspirasi Kids Jaman Now

Foto : @pranandiord

Perhelatan Kemenkeu Mengajar 2 baru saja usai. Acara yang digelar hari Senin tanggal 23 Oktober 2017, berlangsung serentak di 29 Propinsi, 51 Kota / Kabupaten seluruh Indonesia, 138 Sekolah Dasar, 1.230 rombongan belajar, 36.614 siswa, dan 2.500 an Relawan. Euforianya masih bisa kita lihat dan rasakan di Instagram, Facebook, Youtube, Steller, blog, obrolan grup WA, diskusi di pinggir jalan ( kalo di tengah jalan di tabrak. )

Jumat, 20 Oktober 2017

Eksplor Ternate XIV : Rumah Soa dan Fola Sowohi

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok umat manusia, disamping sandang dan pangan. Saking begitu pokoknya sampai ada jabatan Menteri Perumahan mulai jaman Orde Baru sampai Orde Now. Meskipun beberapa kali jabatan tersebut berubah nama, dan pernah hilang pada masa Presiden Gus Dur dan Mbak Mega.

Rabu, 30 Agustus 2017

Pesiar Ke Kampung Magribi

Toko di Kampung Magribi

AKLAMASI

Ksatryan Megamega ini mempunyai aturan super duper ketat. Aturan - aturan itu mengikat para cantrik yang ngangsu kawruh di situ selama 24 jam penuh. Pagi hari mereka harus bangun sebelum tetes embun yang pertama jatuh ke bumi. Pada rentang  1000 ketukan mereka harus sudah siap olah kanuragan di sebuah lembah yang luas. Kabut dingin yang turun bersama semribitnya angin tidak mereka hiraukan. Ketika terdengar suara seruling pada nada re selama lebih kurang lebih 250 ketukan, 20 peleton cantrik secara terpimpin harus kembali ke barak untuk persiapan kegiatan selanjutnya.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Chaos on The Barak

Barak

Prologue

Hampir setengah purnama sudah, satu batalyon prajurit abal - abal digodok di Ksatriyan Megamega untuk menjadi prajurit telik sandi yang nggegirisi .Ksatriyan ini terletak di kaki Gunung Gede - Pangrango yang ketinggiannya sekitar 1.800 m diatas permukaan laut. Suhu sehari - hari berkisar 19 - 21 derajat Celcius, itu setara dengan satu balok es yang di cemplungkan ke dalam ember kecil. Brrrrrrr......

Minggu, 23 Juli 2017

Film Keluarga : Sepanjang Jalan Satu Arah

Sepanjang Jalan Satu Arah

Hae,

Mudik Lebaran 2017 ke Rumah Laweyan menyisakan banyak cerita yang berkesan bagi saya. Pasti begitu juga dengan semua rakyat Indonesia , baik yang melaksanakan lebaran, simpatisannya, maupun yang tidak melaksanakannya. Bagi yang belum ataupun tidak melaksanakannya, semoga taon depan bisa melaksanakannya.

Minggu, 16 Juli 2017

Eksplor Ternate XIII : Ada Apa Di Hiri?

Road To Kelas Inspirasi KI Ternate : Hiri

Hae,

Pulau Hiri adalah sebuah pulau kecil di sebelah utara Ternate. Dengan luas kira – kira 12 km2, terdiri 6 desa : Dorari Isa, Faudu, Mado, Tafraka, Togolobe, dan Tomajiko. Untuk menuju ke sana satu – satunya alat transportasi adalah dengan menggunakan kapal kayu bermesin 2 atau 3. Dengan panjang 5 m dan lebar 1,5, maksimal penumpang yang dapat di angkut sekitar 15 orang. Kira – kira 20 menitan lah waktu tempuh dari Ternate ke Hiri.

Berikut ini adalah catatan pribadi saya sewaktu Road To Hari Inspirasi Kelas Inspirasi Ternate. Jadi ini bukan laporan resmi ke stakeholder KI Ternate lo ya.

Minggu, 09 Juli 2017

Di Taman Sriwedari.


Hae,

Lebaran telah menggerakkan ribuan orang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Moda transportasi darat – laut – udara penuh dengan ribuan penumpang.

Jalan raya seperti cat walk panjang yang memamerkan segala bentuk dan tipe kendaraan. Ada yang roda dua, tiga, empat, bahkan lebih.

Begitu juga dengan para pemudik, ada beragam tipe mudikers. Mulai dari mudikers yang menstrim, seperti mudik bareng bersama pabrik jamu Babon. Atau mudik swamandiri dengan bermodal jempol. Alias nebeng siapa saja yang mau di tebengi, dan entah sampai ke kampung halamannya lebaran taon kapan.

Ini adalah sebuah cerita tipe mudikers yang laen.


Selasa, 20 Juni 2017

Sweet Orange Coffee

Sweet Orange Coffee

Hae,

Pasti pada pernah lihat kecoak kan? Hewan kecil seukuran jempol anak umur lima taon, berwarna coklat, bisa terbang ke sana – ke mari. Biasanya muncul di kakus, di tempat sampah, bisa juga keluar dari mulut. Eh kalo itu santet ding.

Di kamar kos saya ada seekor kecoak yang ngeselin banget. Ketika saya tidur, tiba – tiba dia masuk ke sarung saya, katanya mau bacain cerita sebelum bobo. Ketika saya di kamar mandi mau mandi, eh dia ngintip. Errgghhhh..

Rabu, 14 Juni 2017

Eksplor Ternate XII :Blusukan di Falajawa

Lorong Kampong Falajawa

Seminggu yang lalu, saya melihat di instagramnya komunitas Ternate Heritage Society, akan mengadakan acara buka  bersama yang bertajuk Jelajah Pusaka Falajawa ( JPF ). Dalam keterangan di e-posternya tertulis, menjelajahi salah satu kampong tua di Ternate, menikmati arsitektur khas Fala Kanci dan Rumah Indis, melihat proses pembuatan kue tradisonal, dan berburu takjil untuk buka puasa bersama di Pantai Falajawa.

Saya teringat kira – kira setahun yang lalu ketika menginjakkan kaki pertama kali di Ternate, suatu sore diajak oleh teman kos main ke pantai. Dalam bayangan saya lokasi pantai tersebut pasti jauh dan berpasir putih sepanjang bibir pantai. Lima menit berkendaraan roda dua dari kos, sampailah saya di laut bening yang letaknya dipinggir jalan besar. Banyak orang bermain disitu, ada yang renang di laut, ada yang duduk –duduk dipinggir sambil menikmati jagung rebus. “Pantainya mana?” Tanya saya. “Ya ini, namanya Pantai Falajawa.” “Kok gak ada pasirnya?”

Senin, 12 Juni 2017

Bocah - Bocah Era Digital



Kalau biasanya adalah Traveling and Teaching, maka di bulan penuh berkah ini travelingnya diganti dengan giving. Teaching N Giving yang pertama bagi 1000 Guru Maluku Utara ini melakukan kegiatan mengajarnya di MIN Sasa Ternate. Sekolahan ini terletak di pinggir jalan besar, bangunannya berlantai dua, lantai kelas sudah keramik, ruangan kelas lumayan luas. Kalau gak salah ada 16 lokal kelas. Tapi tidak semua muridnya dari keluarga mampu. Ini juga mungkin yang mendasari pengurus 1000 Guru Maluku Utara memilih sekolahan ini sebagai tempat TNG #1. Ada 105 murid terdiri dari kelas 3, 4, 5,  yang diikutsertakan dalam kegatan ini.

Jam 10 pagi, hampir 40 kakak - kakak relawan 1000 Guru Maluku Utara telah berkumpul di halaman sekolahan. Adik –adik yang akan ikut kegiatan TNG #1 tak kalah semangatnya dengan kakak – kakak relawan, meskipun hari itu mereka baru selesai mengerjakan ulangan kenaikan kelas. Matahari yang lumayan menyengat, kalah dengan bara semangat mereka.

Kamis, 25 Mei 2017

Merantaulah.



Merantaulah, dan akan kamu temukan sanak saudara, handai taulan, kawan yang baru sebagai pengganti yang kamu tinggalkan.

Sewaktu anak saya yang mbarep kelas 6 SD, saya pernah menuliskan kata – kata itu di kamarnya. Maksud saya sebagai motivasi kepada dia, karena rencananya setelah SD akan melanjutkan mondok. Alhamdulillah diterima di Gontor Ponorogo setahun, setahun kemudian dipindah ke Gontor Banyuwangi. Tahun ke tiga, karena sesuatu hal pindah ke pondok di Malang sampai sekarang.

Berhati – hatilah dengan kata – kata, karena kata – kata adalah doa. Begitu kata para bijak bestari.

Beberapa tahun kemudian,kata – kata yang saya tuliskan itu berlaku kepada saya. Takdir mengharuskan saya merantau ke Ternate. Negeri yang saya kenal dari buku sejarah sejak saya SD.

Enam bulan belakangan ini saya mencoba belajar  di beberapa komunitas di wilayah Maluku Utara, yang dimotori oleh para anak muda. Mereka adalah anak – anak muda yang berpikiran positif, yang mencintai negeri dan bangsa ini dengan cara mereka sendiri. Awal Februari 2017 saya ikut kegiatan Kelas Inspirasi Halmahera Selatan yang dimotori oleh para Pemuda Penggerak Desa Halmahera Selatan. ( Cerita pengalaman saya bisa dibaca disini.) Berlanjut dibulan April dan Mei 2017 saya ikutan kegiatan Traveling N Teaching yang diadakan oleh komunitas 1000 Guru Maluku Utara. ( Ke dua pengalaman tersebut bisa dibaca disini dan disini ).

Rabu, 10 Mei 2017

Bertemu Nostra Senhora de Rosario di 1000 Guru Malut


Saya pernah membaca bahwa rejeki itu tidak hanya berupa kenaikan gaji, kenaikan tunjangan, dapat meraih level crown, ataupun dagangan coklat susunya laris manis. Tapi bergaul dengan orang – orang muda yang berpikiran positif, punya pengalaman hebat, peduli dengan lingkungan, dengan latar belakang pendidikan, kampung halaman, ataupun pekerjaan yang beraneka ragam itu termasuk rejeki yang tak ternilai. Karena tidak semua orang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan kesempatan seperti itu.

Rabu, 05 April 2017

Traveling N Teaching 1000 Guru Maluku Utara di Tidore Kepulauan.


Benar kata pepatah bahwa hidup itu adalah pilihan. Disaat teman - teman pajak seluruh Indonesia pada tanggal 1 April 2017 jam 05.30 WIT masih terbuai mimpi karena kecapekan setelah lembur sampai jam 24.00 tanggal 31 Maret 2017, saya malah memilih cari ojek untuk mengantar ke Pelabuhan Residen. Sesuai pesan di grup WA, paling lambat jam 05.30 WIT rombongan 1000 Guru Malut diharap sudah berkumpul di Pelabuhan Residen. Jarak kos saya ke Pelabuhan Residen sekitar lima menitan, sampai disana saya tidak melihat teman - teman relawan 1000 Guru Malut, hanya ada tiga orang tukang ojek yang sedang istirahat. "Wah, terlambat nih." Pikir saya. Saya buka grup WA 1000 Guru Malut. Oh, ternyata mereka lagi otw. Kalau kata Iwan Fals, "Biasanya...kereta terlambat. Dua jam mungkin biasa."


Rabu, 15 Februari 2017

Kelas Inspirasi Halmahera Selatan #3 di SDN Loleongusu : Sehari Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi.

Relawan Inspirator ( ki - ka ) : Pak Polisi Dwi, dr. Agil, Kakak Pajak Arif, dr.Ona, Pak Tentara Ribut

Saya sudah beberapa kali ke Labuha dengan rekan kerja dalam rangka urusan pekerjaan. Tapi Jumat malam ini, tanggal 10 Februari 2017, saya akan traveling sendirian ke Labuha. Jujur, bisikan dihati yang mencoba menahan kepergian malam itu terlintas pula. "Ngapain naik kapal sendirian, Jumat malam lagi. Waktunya orang istirahat, santai, setelah lima hari kerja." Alhamdulillah, dengan mengumpulkan sisa - sisa kekuatan niat yang kuat, saya perlahan - lahan bisa mengalahkan bisikan - bisikan tersebut.

Jam delapan malam, Mas Sam, seorang keamanan di kantor, menjemput saya di tempat kos. Mas Sam ini selain keamanan di kantor, beliaunya sering dimintai tolong untuk cariin tiket kapal plus kamarnya. Saya diantar sampai menemukan kamar yang telah dipesan. Setelah selesai urusan tiket dan kamar, Mas Sam pun berpamitan pulang. Malam ini bulan terlihat penuh, langit cerah, ombak tenang. Semesta mendukung perjalanan malam ini. 

Kamis, 26 Januari 2017

Eksplor Ternate XI : Trans Wairoro

Bendera di halaman sekolah SMP di Wairoro, Halmahera Tengah.

Di Eksplor Ternate VI : Weda, Saya pernah bercerita mengenai Halmahera Tengah. Kalau ada yang belum baca, monggo di klik dulu link diatas, aamiinkan dan share. Semoga anda masuk surga.

Kali ini untuk yang kesekian kalinya Saya berkunjung lagi ke Halmahera Tengah. Berdasarkan pengalaman yang kemarin - kemarin naik speed dengan ombak yang nggegirisi, bikin wajah jadi putih. Eh, pucat ding. Kali ini naik ferry saja. Biar lambat asal santai. Kalau naik ferry, lama perjalanan dari Ternate ke Pelabuhan Sofifi memakan waktu hampir 2 jam. Menikmati perjalanan sambil makan bakso diatas fery, yang jual orang Sragen - Jawa Tengah, mayan bisa jagongan pake basa sibu. Kalau naik speed, sekitar 45 menit.