Saya pernah membaca bahwa
rejeki itu tidak hanya berupa kenaikan gaji, kenaikan tunjangan, dapat meraih
level crown, ataupun dagangan coklat susunya laris manis. Tapi bergaul dengan
orang – orang muda yang berpikiran positif, punya pengalaman hebat, peduli
dengan lingkungan, dengan latar belakang pendidikan, kampung halaman, ataupun
pekerjaan yang beraneka ragam itu termasuk rejeki yang tak ternilai. Karena
tidak semua orang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan kesempatan seperti itu.
Dalam rangka memperingati
Hari Pendidikan Nasional 2017, pada tanggal 6 -7 Mei 2017, saya diberi
kesempatan lagi oleh komunitas 1000 Guru Malut untuk ambil bagian dalam
Traveling N Teaching Ke 4. Entah apa yang mendasari panitia TNT untuk kembali
meloloskan saya sebagai relawan. Biarlah itu menjadi rahasia para panitia.
TNT #4 1000 Guru Malut kali
ini mengambil lokasi di SD IT Sahabat Cendekia Ternate. Ada 25 relawan yang
terpilih untuk mengikuti kegiatan kali ini. Mengapa hanya 25, karena disesuaikan
dengan jumlah muridnya yang hanya sekitar 70 anak. Pada saat saya ngobrol
dengan Ibu Kepala Sekolah, beliau bercerita bahwa sekolah ini adalah hadiah
dari sang suami. “Caaadddaaasssss.....” batin saya. Ini adalah hal yang unik
sekali. Kalau biasanya kaum hawa itu suka dikasih hadiah emas, sapi, mobil, lah
ini dihadiahi sekolah. “Suatu saat saya mau seperti itu ah...”
Berdiri sekitar enam tahun
yang lalu diatas sebidang tanah keluarga berukuran kira – kira 1000 m2. Berawal
dari sebuah bangunan kelas dari kayu, hingga akhirnya bisa membangun empat
lokal kelas. Memang belum selesai sepenuhnya pembangunan kelas – kelas tersebut.
Dindingnya belum dihaluskan, lantainya masih semen, ukuran tiap kelas sekitar 4
X 4 m2.
Jam tujuh pagi rombongan TNT
#4 1000 Guru Malut tiba di lokasi. Adik –adik kelas 1 sampai kelas 6 sudah
berjejer membentuk barisan di halaman sekolah yang tidak seberapa luas. Sebuah
tiang bendera dari bambu yang di cat putih berdiri tegak di halaman. Para ibu
guru pengajar berdiri bergerombol, memperhatikan rombongan yang baru datang. Pagi
itu kami akan mengadakan upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Petugas upacaranya dari kakak – kakak relawan. Mungkin bagi sebagian kakak – kakak
relawan seperti nostalgia jaman mereka SD mengikuti upacara bendera.
Setelah upacara bendera
selesai, dilanjutkan dengan perkenalan kakak – kakak relawan. Susana menjadi
riuh gaduh dengan atraksi dari masing – masing kakak – kakak relawan. Ada yang
memperkenalkan diri dengan atraktif, ada yang kocak, ada yang kalem, ada juga
yang bergaya open mic. “Peeccccaaahhhhhhh kakak....”
Oleh panitia, kakak – kakak relawan
diberikan waktu 2 jam untuk belajar dan bermain bersama adik – adik SD IT
Sahabat Cendekia. Untuk kelas 1, mereka belajar tentang huruf – warna – angka.
Untuk kelas 2, mereka belajar mengenal waktu yaitu jam – hari – bulan. Untuk
kelas 3, mereka belajar mengenai panca indera. Untuk kelas 4, mereka belajar
mengenai Pancasila – lambang negara – presiden dan wakil presiden. Untuk kelas
5, mereka belajar bermacam – macam profesi. Untuk kelas 6, mereka belajar
tentang peta dan kebudayaan Indonesia.
Kebetulan saya, Kak Abi (
bekerja di PT. Pos dan Giro Ternate ), dan Kak Egi ( bekerja di Panwaslu Ternate
) mendapat tugas untuk belajar dan bermain bersama adik – adik kelas 6. Mereka
terdiri dari lima anak perempuan dan dua anak laki –laki. Sebelum hari H ini kita
bertiga telah bersepakat untuk membagi sesi menjadi 4 sesi. Sesi pertama di
handle oleh Kak Egi mengajak adik – adik bermain dan belajar mengenai
kebudayaan. Kak Egi membagikan gambar – gambar makanan, rumah adat, dan tarian
kepada masing – masing adik – adik. Adik – adik diminta menyebutkan asal
makanan, rumah adat, maupun tarian yang ada di gambar tersebut. Yang menarik
ketika salah seorang murid, Zulfikar, mengajarkan tarian Soya – Soya kepada
kita, dengan iringan meja yang dipukul secara berirama dari adik – adik perempuan.
Sayapun larut dalam tarian tersebut.
Sesi kedua yaitu menyusun
puzzle peta Indonesia. Kak Abi telah mempersipakan puzzle tersebut. Adik –adik kelas
6 dibagi menjadu dua kubu, kubu Dang dan kubu Dut. Kedua kubu diadu dalam hal
menyusun puzzle tersebut dengan durasi waktu seuluh menit. Adik – adik terlihat
begitu menikmati permainan ini. Dengan tekun mereka menyusun satu – persatu potongan
gambar peta tersebut. Sepuluh menit lewat sudah, tapi belum ada yang selesai
menyusun puzzle itu.
Sesi ketiga adalah review
atas apa yang telah dipelajari. Untuk merangsang daya kompetisi adik – adik, kita
memberikan sedikit hadiah bagi yang bisa menjawab dengan tepat. Bahagia sekali
melihat mereka begitu antusias menjawab setiap pertanyaan yang kami berikan.
Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana tapi semangat mereka kerasa
banget.
Sesi ke empat adalah
pengenalan profesi. Masing – masing dari kita memperkenalkan diri kita. Mulai
dari tempat asal kita, pekerjaan kita, tempat kerja kita, bagaimana sampai kita
bisa bekerja sekarang ini, dan sebagainya. Terakhir adalah menempelkan cita –
cita mereka yang telah dituliskan di stiker daun pada sebuah gambar pohon
impian. Ada yang bercita – cita menjadi polisi, polwan, chef, guru, dokter. Ada
seorang adik perempuan yang menuliskan cita – citanya adalah dokter, chef,
desainer, artis, guru. “Kommmporrr ggaasss kakkkaaakkk.....”
Kelar sudah tugas kita
mengajar hari ini. Empat sesi telah kita lewati dengan penuh warna. Hujan
diluar yang belum reda seperti isyarat yang mengatakan jangan pulang dulu,
nanti basah.
Dan sekarang saatnya traveling.
Kali ini TNT #4 1000 Guru
Malut berkolaborasi dengan Ternate Heritage Society, sebuah organisasi nirlaba
untuk pendidikan dan pelestarian pusaka Ternate ( pusaka budaya, pusaka alam,
dan pusaka saujana ) Rencananya ada 11 lokasi wisata sejarah dan wisata alam
yang akan dikunjungi.
Lokasi pertama adalah
Benteng Kalamata. Sebuah benteng yang dibangun tahun 1540 oleh Portugis untuk
menghadapi serangan dari Spanyol yang berkuasa di Rum, Tidore. Kalau dilihat
dari atas, ada yang mengatakan bentuk benteng tersebut seperti penyu, ada yang
mengatakan seperti burung. Sekarang benteng tersebut tinggal bekas – bekas nya
saja.
Lokasi kedua
adalah....kuliner khas Ternate. Waktunya keren sangat, kok ya bisa pas lapar –
laparnya kita. Gohu, papeda, kasbi, apa lagi ya....Wis pokokmen di coba semua,
campur aduk jadi satu. “Makkkk nyusssss....”
Lokasi ketiga adalah Benteng
Fort Oranje. Benteng ini pertama kali dibangun oleh Portugis pada tahun 1607.
Dinamakan Oranje bukan karena warnanya orange, tapi sebagai perghargaan
terhadap seorang tokoh Belanda bernama Oranje yang telah berjasa terhadap
negara Belanda. ( Seingat saya berdasar pejelasan dari Kakak Maulana, ahli
sejarah Ternate dari THS yang menjadi tour guide kita kemarin begitu. Kalaupun
salah mohon diluruskan kakak...)
Lokasi keempat adalah
Kadaton Ternate. Kata dasar Kadaton adalah Dato yang berarti laki – laki yang
menguasai maritim. Yang menarik bagi saya adalah di balkon kadaton terdapat
sebuah prasasti berhuruf arab. Menurut keterangan Kak Maulana prasasti itu
menerangkan tentang sebuah sumpah bahwa siapa saja yang menjadi Sultan harus
menerapkan syariat Islam. Jika tidak maka akan terjadi bencana yang maha
dahsyat. Gunung akan meletus, laut akan menenggelamkan kota Ternate.
Lokasi kelima adalah Benteng
Tolukko. Benteng ini adalah peninggalan Portugis. Ada sebuah anak tangga menuju
kebawah. Menurut Kak Maulana, anak tangga itu merupakan jalan rahasia apabila
terkepung. Jalan rahasia menuju laut, untuk kemudian melarikan diri dengan
kapal.
Lokasi keenam adalah Batu
Angus. Batu Angus adalah batu – batu muntahan Gunung Gamalama. Sayangnya pas di
lokasi ini, saya tidur di dalam truk. Jadi maaf gak bisa bercerita banyak.
Lokasi ketujuh adalah Pantai
Jikomalamo. Ini pantai yang lagi hits, instagramable sangat. Airnya jernih,
bahkan kalau kamu pas sisiran gak ada kaca, kamu bisa ngaca di air laut Pantai
Jikomalamo. Di tempat ini pula, kita rombongan 1000 Guru Malut bermalam. Di atas
sebuah warung lesehan yang berukuran 5 X 6 m2 kita berkumpul, bercengkerama,
saling sapa, memperkenalkan diri, saling ejek, ketawa bareng, nyanyi bareng, makan
malam bareng, tidur masing – masing, lomba ngorok. Mandi ala kadarnya karena
harus cukup dengan air satu jerigen. “Peecccahhhh....”
Lokasi kedelapan adalah
Danau Tolire Besar. Danau ini terkenal sebagai tempat habitat burung terlengkap
di dunia. Dan juga yang paling seru adalah adanya buaya di danau tersebut.
Kesan mistis masih sangat kental di sekitar danau ini.
Lokasi kesembilan adalah
Benteng Kastela. Benteng ini didirikan oleh Portugis sekitar tahun 1200 an.
Dulunya bernama Nostra Senhora de Rosario yang berarti wanita cantik berkalung
bunga mawar. Benteng ini menyimpan sejarah kelam rakyat Ternate. Karena di
benteng ini, Sultan Khairun dibunuh secara keji setelah ditipu diajak untuk
berunding. Perjuangan kemudian diteruskan oleh putra beliau yaitu Sultan
Baabullah.
Lokasi kesepuluh adalah
Hutan Cengkeh Gambesi. Tempat ini juga instragamable, biasanya dipakai untuk
foto pre wedding.
Lokasi kesebelas adalah
Danau Ngade. Tempat ini juga lagi hits dengan dibangunnya spot –spot untuk
selfie dari kayu yang unik. Kakak – kakak bisa berfoto dengan pemandangan latar
danau Ngade, gunung, dan laut.
Lokasi keduabelas
adalah.......dihatimu...iya kamu...( lebay deh...)
Dan sekarang saatnya melakukan
body treatment setelah dua hari full kena sinar ultra violet, debu, air hujan,
air laut. Relawan juga perlu bersinar dan berseri.
Tabea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar