Kalau
biasanya adalah Traveling and Teaching, maka di bulan penuh berkah ini
travelingnya diganti dengan giving. Teaching N Giving yang pertama bagi 1000 Guru Maluku Utara ini melakukan
kegiatan mengajarnya di MIN Sasa Ternate. Sekolahan ini terletak di pinggir
jalan besar, bangunannya berlantai dua, lantai kelas sudah keramik, ruangan kelas
lumayan luas. Kalau gak salah ada 16 lokal kelas. Tapi tidak semua muridnya
dari keluarga mampu. Ini juga mungkin yang mendasari pengurus 1000 Guru Maluku
Utara memilih sekolahan ini sebagai tempat TNG #1. Ada 105 murid terdiri dari kelas 3, 4,
5, yang diikutsertakan dalam kegatan
ini.
Jam 10
pagi, hampir 40 kakak - kakak relawan 1000 Guru Maluku Utara telah berkumpul di
halaman sekolahan. Adik –adik yang akan ikut kegiatan TNG #1 tak kalah
semangatnya dengan kakak – kakak relawan, meskipun hari itu mereka baru selesai
mengerjakan ulangan kenaikan kelas. Matahari yang lumayan menyengat, kalah
dengan bara semangat mereka.
Pada
TNG #1 ini saya diberi kesempatan mengajar kelas 3b yang berjumlah 15 murid,
bersama Kak Egi, Kak Winda, Kak Mutya, Kak Marwa. Ada tiga mata pelajaran yang
akan kita ajarkan. Yaitu Pancasila, PHBS (
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ), dan pengenalan profesi.
Sesi terakhir adalah memberikan motivasi kepada mereka agar berani mempunyai
cita – cita dan berusaha mencapainya.
MIN
Sasa Ternate letaknya di Kota Ternate, dimana kehidupan di Ternate hampir sama
dengan kota – kota di Jawa. Murid – muridnya lebih
berani ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal. Beda dengan murid – murid
di sekolahan yang terletak di kepulauan. Bagi kami, para relawan, tantangannya
pun beda.
Pada
semua sesi murid – murid sangat antusias. Mereka berebutan maju ke depan
menerima tantangan dari kami. Kadang kami bingung dan kewalahan juga
mengahadapi tingkah polah mereka. Ada kalanya kami ajak mereka bernyanyi,
bermain tepuk tangan, menari poci – poci, sampai yang heboh menari soya – soya.
“Kakak
dulu suka bakulae gak?” Tanya Bayu. Sebenarnya Bayu ini tidak termasuk murid
yang diikutsertakan dalam kegiatan TNG #1, tapi karena dia aktif banget dan gak
mau pulang, ya saya ajak masuk kelas saja.
“Iya,
dia suka berkelahi, Kak.” Sahut Fauzan, Difki, Fadlan.
“Ya
sudah sini bakulae sama Kakak.” Pelan – pelan Saya ayunkan tangan kanan ke arah
perut Bayu. Mereka berempat tergelak.
“Kakak,
Bayu sudah punya pacar. Itu pacarnya.” Kata Difki sambil menunjuk seorang gadis
kecil yang berdiri di luar kelas.
Ampongggg.....bocah
– bocah era digital ini masak sebelum waktunya.
“Belajar
yang bener, lulus SD, SMP, SMA, kuliah, kerja cari panai yang banyak. Baru cari
pacar yang bener.” Kata saya sok bijak.
Mereka manggut
– manggut mendengarkan petuah bijak saya, sambil menuliskan cita – cita mereka
di selembar stiker berbentuk daun : Fauzan - dokter ; Bayu – brimob ; Difki –
tentara ; Fadlan – tentara.
Jayalah tunas - tunas Indonesia.
*Foto : Wahid Kusumahadi, kecuali foto terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar