![]() |
Sweet Orange Coffee |
Hae,
Pasti
pada pernah lihat kecoak kan? Hewan kecil seukuran jempol anak umur lima taon,
berwarna coklat, bisa terbang ke sana – ke mari. Biasanya muncul di kakus, di
tempat sampah, bisa juga keluar dari mulut. Eh kalo itu santet ding.
Di
kamar kos saya ada seekor kecoak yang
ngeselin banget. Ketika saya tidur, tiba – tiba dia masuk ke sarung saya, katanya mau bacain
cerita sebelum bobo. Ketika saya di kamar mandi mau mandi, eh dia ngintip.
Errgghhhh..
Menurut intelejen yang sangat tidak layak dipercaya,
ada beberapa fakta menarik dari kecoak ini :
Yang
pertama, doi satu – satunya hewan berukuran non mikro yang bisa bertahan dari
bom nuklir. Jadi misalkan ada PD ke 13,
setiap negara saling menembakkan peluru nuklir, maka ketika umat manusia punah,
dunia akan dikuasai oleh kecoak. Bayangkan dunia ini akan dipimpin seekor hewan
yang dulunya dicibir, di hina - dina, dinistakan.
Misalkan
si kecoak ini lagi menginspeksi tahanan para artis. “Hae
kalian orang – orang lemah, ayo terbang satu persatu. Yang gak bisa terbang cium aku, Datok Sri Paramesvari
Yang Dipertuan Agung Kecoak Kakus.” Sambil terkekeh licik melihat para artis mencoba menahan untuk tidak
muntah. Bibir kecoak sudah monyong gitu, terus salah seorang artis, sebut saja Bang Ipul,
berusaha tegar. Tiba – tiba, “Huwekkkk.” Tumpahlah segala isi perut kecoak
tadi, karena ternyata bibir
Bang Ipul sudah
disulam dengan kapur barus.
Yang
kedua, si kecoak ini meskipun kepalanya sudah lepas dari tubuhnya, tapi dia
masih bisa hidup selama seminggu. Makanya di masyarakat kecoak, ketika ada
carok antar kecoak, ketika salah satu kecoak tertebas kepalanya, maka hukum
mengurus jenazah bukan fardhu kifayah, tapi fardhu ‘ain. Si mayat sendiri yang
mengurusi pemakamannya. Mandi sendiri, solat sendiri, masuk kubur sendiri,
tutup kubur sendiri, tahlilan di dalam kubur juga sendiri. Baru setelah seminggu, para ahli warisnya bagi – bagi warisan.
Yang
ketiga, si kecoak ini merupakan binatang purba yang telah ada 280 juta tahun
yang lalu. Kalau itu benar seharusnya seluruh kecoak di muka bumi ini
dilindungi. Segala obat pembasmi serangga ditarik dari peredaran. WWF dan para
relawan kehewanan harus konsern terhadap kelangsungan hidup kecoak. Mereka
bikin semacam suaka margasatwa, yang bentuknya adalah kakus raksasa. Huweekkk....Jangan dibayangkan ya.
Yang
keempat, populasi
kecoak betina lebih banyak dari kecoak jantan, karena
kecoak jantan biasanya berumur pendek. Mungkin para jantan mengalami kelelahan
yang sangat karena harus meladeni puluhan bahkan ratusan kecoak betina, setiap
jam nya. Maka buat para cowok jomblo, gak usah kuatir. Karena di
masa datang kalian akan sangat di harapkan oleh para kecoak betina. Tinggal
mulai sekarang rajin – rajinlah latihan senam kegel.
Yang
kelima, kecoak bisa nahan napas selama 40 menit.
Semula saya agak ragu dengan pernyataan ini.
Jadi
ceritanya malam tadi sehabis solat
terawih, saya panasin air untuk bikin kopi. Saya masukkan dua sendok kopi Curup pemberian dari seorang teman, ke dalam secangkir gelas. Kemudian saya tuangkan air
yang sudah mendidih tadi
ke dalamnya. Saya aduk pakai sendok 32
kali. Saya nikmati kopi panas sambil membalas pesan WA dari para fans. Setelah itu saya sudah gak ingat apa – apa lagi.
Eh, tau - tau terbangun oleh suara
alarm jam 4 pagi.
Setengah
sadar saya nyalain lampu kamar, kemudian ke kamar mandi untuk sikat
gigi dan cuci muka. Setelah itu saya bikin ndomi buat sahur. Tapi saya agak heran, biasanya setiap kali saya
bangun, si kecoak akan menampakkan dirinya. Tempat favoritnya adalah pojokan
dekat tempat sampah. Tapi malam ini saya tidak melihatnya. Apa mungkin doi sudah gak krasan lagi di tempat saya? Ih,
nggaya banget doi. Ah masa bodoh, saya lanjutin makan sahur saya.
Lima
menit menjelang imsak, selesai sudah makan sahur saya. Tinggal menyelesaikan
rangkaian ritual makan sahur terakhir, yaitu menyeruput sisa kopi yang sudah
dingin. Bibir saya sudah beradu dengan bibir cangkir tersebut. Hidung saya
masuk ke dalam cangkir, beberapa mili liter kopi masuk ke mulut saya. Tiba –
tiba hidung saya kembang – kempis.
Sensor penciuman menangkap sinyal asing, kemudian mengirimkan kode sinyal asing
tersebut ke otak saya. Otak saya merespon dengan mencocokkan sinyal asing
tersebut dengan ribuan data yang ada di data base otak. Pada sepersekian detik,
otak menemukan kecocokan sinyal asing tersebut dengan sebuah bau. Yaitu bau
sweet orange coffee. Eh, bukan. Coba saya baca lagi. Ups.....sweet urine
kecoak!
Oh my
god, langsung saraf mata saya membelalak, melihat lebih tajam ke dalam gelas. Seekor
mahluk purba bersayap berwarna coklat, sedang menyelam di genangan kopi, menyeringai ke arah saya. Secepat kilat cangkir
kopi dengan segala isinya tersebut ,saya lempar ke kamar kos sebelah. “Enyah
kau, mahluk purba!” Teriak saya penuh kebencian, dan beberapa mili liter kopi
tersebut meluncur dengan sukses melewati tenggorokan, berkelak – kelok di usus
dan mendarat mulus di perut.
Hmmmm....sweet
orange coffee, eh , sweet urine cockroach.
Saya
Arif Wibowo, mutan kecoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar