Rumah adalah salah satu
kebutuhan pokok umat manusia, disamping sandang dan pangan. Saking begitu
pokoknya sampai ada jabatan Menteri Perumahan mulai jaman Orde Baru sampai Orde
Now. Meskipun beberapa kali jabatan tersebut berubah nama, dan pernah hilang
pada masa Presiden Gus Dur dan Mbak Mega.
Dulu waktu SD, kita
didoktrin oleh Guru IPS kita bahwa Indonesia mempunyai banyak rumah adat. Ada Rumah
Joglo, Rumah Gadang, Rumah Limas, Rumah Panjang, dan lain – lain. Setelah
beranjaknya usia, saya menemukan banyak jenis rumah adat. Ada rumah singgah,
rumah liar, rumah kardus, rumah gerobak, rumah cerdas, rumah perubahan, rumah
pisang koloncucu, dan banyak lagi.
Rumah
Soa Faudu
![]() |
Rumah Soa Faudu |
Ketika mbolang ke Pulau Hiri, pulau kecil di sebelah utara Ternate, saya
menjumpai dua rumah adat. Masyarakat sekitar menamakannya Rumah Soa. Satu di
Faudu, dan satunya lagi di Togolube.
Dari beberapa literatur yang
saya baca, bahwa masyarakat Ternate hidup berkelompok disebuah kampung, yang
disebut gam. Penghuni gam terdiri dari beberapa keluarga atau
marga, yang disebut soa. Setiap soa dipimpin oleh fanyira, dan para fanyira dibawah
kepemimpinan seorang momole ( kepala
kampung ).
Jadi Rumah Soa, menurut
pemahaman saya adalah rumah induk dari
sebuah keluarga atau marga.
Di Rumah Soa Faudu, saya
bertemu dengan seorang tete ( kakek
). Tidak banyak cerita yang saya dapat dari tete
ini, karena keterbatasan bahasa juga indera pendengaran saya yang begitu lemah
menangkap getaran suara dari bibir tete
tersebut. Saya tidak bisa memastikan apakah tete
tersebut seorang fanyira.
Dinding Rumah Soa Faudu
didominasi warna kuning. Sewarna dengan bendera Kesultanan Ternate. Mungkin ini
ada hubungannya dengan kabar yang saya dengar bahwa tentara khusus Kesultanan
Ternate tinggal di Faudu.
Rumah
Soa Togolube
![]() |
Rumah Soa Togolube |
Bentuk Rumah Soa Togolube
persis seperti Rumah Soa Faudu. Bagian depan adalah teras kecil, tidak banyak sekat
di dalam rumah. Rumah Soa Togolube ini menghadap ke laut. Saya membayangkan
syahdu banget menikmati senja di teras rumah sambil ngopi ngobrol ngalor ngidul
nyamil pisang mulu bebek.
Saat ini Rumah Soa Togolube
di tempati oleh Kepala Desa Togolube. Sayangnya, waktu saya ke sana, beliaunya
sedang tidak ada di tempat.
Fola
Sowohi Gurabunga
![]() |
Fola Sowohi |
Dari Pulau Hiri, kita
bergeser ke Pulau Tidore. Dari utara Ternate, pindah ke selatan Ternate. Di
Tidore ada sebuah kampung yang dikenal dengan nama Negeri Di Atas Awan. Kampung
tersebut di ketinggian 713 m, berada di lereng gunung Kie Matubu. Gurabunga
namanya. Udara disini begitu sejuk. Desanya bersih, rapi.
Ngomongin Gurabunga, maka
kita tidak bisa lepas ngomongin Sowohi.
Sowohi adalah seorang tokoh spiritual
yang menghubungkan Dunia Gelap dan Dunia Terang.
Sowohi
menempati
sebuah rumah adat yang sudah berusia ratusan tahun. Rumah tersebut terbuat dari
bambu yang dilapisi tanah, beratap rumbia, berlantai tanah. Namanya Fola Sowohi.
Saya beruntung telah sampai
Gurabunga dan melihat Fola Sowohi
walau hanya dari luar. Mungkin lain kali bisa ketemu sowohi dan melihat isi Fola
Sowohi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar