![]() |
Sabeta Geti Lama |
Ketika di grup WA PPD Halsel ada yang
memposting pre order buku Sabeta Geti Lama, saya langsung tertarik. Saya
mengenal Mabrur, penulis buku tersebut, ketika saya ikut Kelas Inspirasi Halsel 3
sekitar awal bulan Februari 2017. Pernah satu katinting ketika menuju lokasi SD yang akan digunakan zona
inspirasi. Mabrur dan rombongannya turun di satu desa ( maaf saya lupa nama
desa tersebut.) Sedangkan saya dan rombongan masih melanjutkan lagi di desa
Loleongusu. Cerita saya di Loleongusu bisa dibaca di sini.
Yang saya tahu, Mabrur
adalah salah seorang tenaga guru pada program Pemuda Penggerak Desa Halmahera
Selatan yang ditempatkan di sebuah pulau di wilayah Halmahera Selatan. Jadi
ketika Mabrur menerbitkan buku Sabeta Geti Lama, imaji liar saya sudah membayangkan
akan menemukan banyak cerita yang akan memperkaya pengalaman batin saya.
Mabrur membuka kisahnya
dengan menceritakan asal mula desa Geti Lama. Desa tempat dimana dia mengabdi
selama setahun sebagai Pemuda Penggerak Desa. Mabrur sangat serius menceritakan
Geti Lama, sampai dia butuh 5 bab untuk membahas Geti Lama ini. Geti Lama I –
V. Dia bisa menceritakan secara detil sejarah desa Geti Lama tersebut. Saya
tidak tahu apakah itu berdasarkan cerita dari pelaku sejarah langsung, atau
berdasarkan catatan sejarah yang ada, atau berdasarkan cerita lisan dari anak
cucu pelaku sejarah, atau dongeng yang beredar di masyarakat.
Kisah perjalanan Mabrur
membawa Yolan Teyessen, menuju Jakarta
untuk bertemu Bu Susi sangatlah seru. Yolan Teyessen, murid Mabrur yang sangat
pendiam berhasil juara 3 lomba menulis surat untuk Ibu Menteri Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Pengumuman pemenang tersebut terlambat diterima oleh
Mabrur karena kendala sinyal yang putus nyambung. Dua hari setelah pengumuman, Mabrur
baru mendapatkan kabar gembira tersebut.
Membaca bab Perjalanan Surat Sabeta Buat Ibu Menteri,
serasa kita ikut hanyut pada perjuangan Mabrur yang harus bisa meyakinkan orang
tua Yolan dan Yolan sendiri bahwa Yolan, murid SD di pedalaman Halmahera
Selatan yang belum pernah pergi jauh apalagi bermimpi ke ibu kota kabupaten
saja, akan aman pergi ke Jakarta. Harus
mengarungi laut selama kurang lebih 10 jam untuk sampai di Bandara Babullah
Ternate. Harus terbang selama hampir empat jam ke Jakarta. Saya tidak akan
merusak mood penasaran kalian, silahkan cari tahu apa saja yang menjadi kendala
- kendala Mabrur dan apakah mereka bertemu Bu Susi di Jakarta? Atau.....
Penduduk Desa Geti Lama
mayoritas adalah beragama Kristen. Hubungan interaksi antar penduduk yang
beragama Kristen dan Muslim diceritakan juga oleh Mabrur. Bagaimana Mabrur tiap
sore mengajar mengaji di sebuah masjid kecil, bagaimana kedua umat beragama ini
merayakan hari raya secara bersama – sama, Natal
Sektor Di Desa Geti Lama dan Merayakan
Perayaan Hari Raya.
Buku setebal 224 halaman ini
terdiri dari 25 bab, berarti ada 25 cerita yang dibagikan kepada pembaca. Di
halaman 211 – 224 dilampirkan surat – surat yang ditulis tangan oleh anak –
anak SDN Geti Lama dan MTS Al-Bina Darussalam Geti Baru, yang ditujukan kepada
sahabat pena mereka di seluruh Nusantara. Mereka menamakannya SABETA : Sahabat Beta Nusantara.
“Saya
hidup hidup dan berjalan, maka sudah semestinya mencatat” ( Mabrur M. Yusup )
Terimakasih Mabrur, telah
berbagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar