![]() |
Macam - macam warna. |
Saya tidak tahu berapa
jumlah warna yang ada di alam semesta ini. Yang saya tahu warna pelangi itu ada
mejikuhibiniu. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. E tapi warna
nila itu yang mana ya? Apakah seperti warna ikan nila yang kuning itu? Ah
sudahlah, gak penting banget.
Saya pernah ke toko bangunan
untuk beli cat. Si Penjual menyodorkan kepada saya katalog warna cat. Saya
langsung kelihatan bodohnya. Ternyata warna itu sekarang banyak banget, dan
namanya pun aneh – aneh. Ada putih pearl, hijau toska, merah marun, abu – abu pucat,
biru dongker. Adduuhh...Siapa juga yang sempat – sempatnya bikin nama – nama warna begitu banyaknya.
Sejak kita sekolah di TK,
kita telah diajarkan lima macam warna lewat lagu Balonku. Yaitu hijau, kuning,
kelabu, merah muda, dan biru. Tapi anehnya yang meletus adalah balon warna
hijau. Jadi sebenarnya sejak kecil kita juga sudah diajarkan keanehan –
keanehan di sekitar kita.
Oh iya, ada satu lagi keanehan
kita terhadap warna. Di daerah kelahiran saya, Solo, penyebutan untuk lampu
lalu lintas yang berada di persimpangan jalan adalah Bangjo. Singkatan dari
abang ijo, artinya merah hijau. Padahal ada tiga warna, yaitu merah kuning
hijau. Mungkin ciri khas kita adalah suka menyembunyikan sesuatu.
Warna pun bisa mengandung
arti yang bermacam – macam. Misalnya merah, jamak diartikan sebagai berani.
Putih diartikan suci, hijau diartikan segar, hitam diartikan elegan, biru
diartikan luas seluas langit. Tergantung masing – masing pribadi
mengartikannya. Bahkan ada juga orang – orang yang fanatik terhadap warna
tertentu. Atau juga fanatik anti terhadap warna – warna tertentu.
Warna itu seperti udara.
Diciptakan oleh Sang Maha Pencipta secara sempurna dan gratis untuk bisa kita
gunakan sebebas – bebasnya. Menjadi mahal setelah kita taruh dalam bungkus yang
unik, kita labeli dengan nama yang asing, kemudian kita taruh di etalase yang
cantik. Hanya orang – orang kaya yang bisa membeli dan memakainya.
Dulu di era Orde Baru,
setiap lima tahun sekali ada tiga warna yang mendominasi atmosfir Indonesia.
Yaitu kuning, hijau, dan merah. Toko – toko kain, cat, kaos, benang, mainan
anak – anak, bahan bangunan, mobil, beras, berlomba – lomba menjual barang
dagangan mereka dengan tiga macam warna tersebut. Alhamdulillah mereka laku
keras.
Di era milenial sekarang
ini, rakyat Indonesia punya banyak pilihan warna. Tiga warna tersebut masih
ada, tapi tiga warna tersebut sudah tidak bisa diklaim milik golongan tertentu.
Misalnya, kalau dulu warna kuning adalah identik dengan jaketnya anak – anak
UI, sekarang sudah tidak bisa lagi. Bisa juga kuning itu adalah kuliner khas
Ternate, yaitu nasi kuning Ternate. Kalau dulu merah identik dengan seragam
sekolah anak SD, sekarang gak bisa lagi.
Karena seragam anak – anak SD sekarang sudah mengikuti sinetron, now bingits.
Setiap warna kalau mau eksis
harus berkolaborasi dengan warna lain. Mereka harus bisa membaur dengan warna
lain, berpadu padan dengan warna lain agar elok dipandang mata Meskipun kadang agak maksa.
Saya tidak punya warna
favorit. Pakaian saya ada yang warna putih, biru, hijau, merah, kuning, hitam,
putih mangkrak, abu – abu. Yang mendasari saya memilih warna pakaian adalah tempatnya.
Kalau mereka di taruh di kotak – kotak di Matahari, Ramayana, atau Trend, pasti
akan saya pilih. Apalagi ada tulisan 75% - 100%.
Selamat berburu warna baju
lebaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar