Sabtu
tanggal 25 Juli 2020 kemarin saya diajak nge host via Google Meet sama Lieke ,
seorang manager hotel di Ubud yang merupakan pegiat Kelas Inspirasi Bali yang
sudah tersohor. Kalau menurut saya bukan ngajak sih, tapi nodong. Sabtu siang
di telpon, sedangkan acaranya sabtu malam. Saya iya in aja, daripada saya
bengong di kamar sendirian. Ditodong tapi pasrah.
Acara
ini berawal dari keresahan warga dunia maya penghuni WAG Kelas Inspirasi
Ternate #1 yang telat atau tidak sempat ikutan diskusi daring Telusur Rasa
Online yang dibikin oleh Parti Gastronomi dengan tajuk Gohu Hingga Sagu Dari
Maluku. Dimana salah satu narsumnya adalah Dr. Maulana Ibrahim dari Ternate. Di
WAG KIT lebih familiar di panggil Kak Molid.
Pada
poster yang di sebar di berbagai platform medsos diberi judul oleh Lieke “
Belajar Dari Makanan Adat Ternate.”
Karena
diskusi ini tidak direkam, saya akan mencoba mengingat – ingat apa yang menjadi
bahan diskusi ciamik ini. Menurut Kak
Molid, untuk mendapatkan ilmu itu harus ada effortnya, meluangkan waktu
mendatangi majlis ilmu, makanya bacarita daring ini sengaja tidak direkam. Mohon
dikoreksi kalau ada yang salah, atau ditambahi kalau ada yang kurang.
Kak
Molid membuka presentasi dengan menampilkan tema Ngogu Adat Ternate.
Yang
saya tangkap, Ngogu Adat adalah segala hal mengenai kuliner Ternate, mulai dari
cara memasak, penyajiannya, siapa yang boleh menyajikan, jumlah sajiannya,
letak makanan tersebut, hiasan sajian tersebut, dan lain sebagainya yang
mempunyai filososi mendalam.
Pada
jamuan makan di acara pernikahan , Ngogu Adat nya beda dengan pada saat
Tahilan, Aqiqah, dan acara penting lainnya.
Setelah
presentasi yang sangat – sangat menarik, segmen selanjutnya adalah diskusi yang
tak kalah menariknya. Ada banyak rasa pengin tahu yang meluap – luap di benak
peserta diskusi. Yang sebagian besar peserta diskusi adalah awam di dunia
kuliner dan sejarah, tapi sangat tertarik akan hal tersebut.
Ada
beberapa pertanyaan yang saya ingat , meskipun redaksinya saya ubah :
1. Ternate
terkenal dengan penghasil rempah, tapi mengapa masakan Ternate tidak seperti
masakan Padang yang kaya rempah ?
· Budaya orang Ternate salah satunya adalah
kesederhanaan. Sampai pada hal makanan pun, bumbu yang dipakai tidak banyak.
2. Apakah
nasi kuning itu asli makanan Ternate, karena makanan pokok masyarakat Indonesia
Timur adalah ubi, sagu. Padi itu adalah pengaruh dari Jawa.
· Menurut hasil penelitian, sekitar tahun 1400 an
di Halmahera sudah ada tanaman padi. Belum diketahui apakah itu ditanam oleh
orang Jawa yang ada di Halmahera atau asli ditanam oleh orang Halmahera.
· Ada yang berargumen bahwa sego itu
berasal dari kata sagu. Sehingga mungkin saja dahulu di seluruh Indonesia
makanan pokoknya adalah sagu.
3. Kalau
di Jawa, nama makanan itu mempunyai makna. Seperti kupat yang berarti ngaku
lepat ( mengaku salah ), atau lontong yang berarti olo ne wis
kotong ( aibnya sudah sirna ). Bagaimana dengan di Ternate ?
· Secara nama belum banyak yang diketahui. Baru
satu yaitu kue Pelita atau Lalampa ( lampu – lampu ). Biasanya
dimakan pada saat berbuka puasa, sehingga setelah berbuka, hatinya akan
bersinar seperti pelita atau lampu.
· Maknanya ada dalam bahan, rasa dan bentuk
makanan.
4. Apa
rempah dan makanan kesukaan keluarga Kedaton Ternate ?
· Semua makanan rakyat Ternate adalah makanan
keluarga Kedaton Ternate juga.
Dari bacarita
yang tak terasa lamanya 3 jam lebih tersebut, ada beberapa pernyataan dari
teman – teman bacarita yang menemukan potongan – potongan puzzle yang selama
ini kosong. Misalkan dari Bang Almastice yang menemukan hubungan Ternate dengan
Ambon, Ende karena ada beberapa tempat atau makanan yang namanya mirip.
Misalkan
juga tentang nama kudapan Batata yang ditemukan juga di Portugal, kudapan
Panada ditemukan juga di Philipina.
Ada
dua kemungkinan, Orang Ternate telah mempengaruhi budaya mereka selama berabad
– abad, atau Ternate yang dipengaruhi oleh mereka.
Ada
tambahan khasanah ilmu, hubungan Ngogu Adat dengan ekoteologi dari Ustad
Arbain. Apa itu ekoteologi dan bagaimana hubungannya dengan Ngogu Adat? Biar
nanti dijelaskan sendiri oleh Ustad Arbain di kolom komentar. Saya takut salah
menjelaskannya Ustad…..
Sharing
ilmu dari jojaru Ternate, Iin Tomaito, yang marganya merupakan marga
pertama yang mendiami Ternate. Sharing mengenai pengolahan kopi rempah dan air
guraka.
Hingga
akhirnya rasa lapar dan ngantuk yang menyudahi bacarita malam minggu tersebut.
Sampai
bertemu bulan depan, dengan tema obrolan anti mainstream yang komplet mulai
dari balungan, jeroan, sampai dagingnya, dengan host yang lebih dangdut.
Rindu kuliner Ternate....
BalasHapussalam rindu Bokiquu
HapusBetapa kayanya negeri ini..
BalasHapusSemoga semakin banyak yg menggali dan melestarikan budaya kita, termasuk kuliner lengkap dg filosofinya
siapppp..matur suwun sudah mampir
HapusSalut buat kanda maulana, lieke & babe ππΌππΌ Jadi rindu mkn popeda & colocolo π
BalasHapusPulang sudah....
HapusJadi Kak Molid dan Ngana satu fam Ibrahim ya? Masya Allah.....
Hapus